Ini Bahayanya Jika Bayi Distimulasi Berlebihan

By Saeful Imam, Senin, 7 November 2016 | 23:45 WIB
Hati-hati jangan selalu berlebihan dalam menstimulasi bayi. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Bayi yang selalu distimulasi sejak dini, baik melalui nutrisi atau proses bermain, akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Namun karena orangtua terlalu bersemangat untuk memberikan stimulasi untuk bayinya, kadang-kadang bayi malah jadi overstimulasi, atau distimulasi secara berlebihan.

Perlu Mama ketahui, efek overstimulasi pada bayi bisa sangat tidak menguntungkan jika dilakukan terus-menerus, seperti:

Baca: Tanda-tanda Stimulasi Bayi Sudah Berlebihan

* Emosi negatif. Bayi menjadi mudah marah, sering menangis, dan susah ditenangkan lantaran stimulasi  yang acapkali ia dapatkan membuatnya bosan. Ia pun merasa tidak dipahami oleh orangtuanya.

* Kemampuan belajar menurun. Kebanyakan stimulasi dalam waktu bersamaan (contoh, setelah diberikan flashcard, lalu dipertontonkan VCD edukatif, setelah itu diajak bermain pasel sederhana) membuat bayi justru sulit mencerna dan memahami stimulasi yang diberikan orangtuanya. Ibarat komputer yang terlalu banyak dimasukkan program akan error, bukan?

* Menolak. Bayi menolak stimulasi secara konsisten/terus-menerus (bukan hanya terjadi sesaat). Bayi juga terlihat cuek dan kurang responsif terhadap lingkungan.

Baca: Bedakan Stimulasi untuk Bayi Kecil dan Bayi Besar

Sayangnya, pattern atau pola asuh yang diterapkan orangtua saat anak masih bayi cenderung menetap hingga buah hatinya menjadi kanak-kanak. Orangtua yang senang memberikan stimulasi secara berlebihan sejak bayi, biasanya akan meningkatkan kecenderungan ini setelah anaknya masuk sekolah atau mendapatkan rapor.

Hal ini akan semakin memberatkan anak, bila ada berbagai tekanan. Antara lain: tuntutan anak untuk selalu memperoleh nilai tinggi;  harus cepat menerima stimulasi;  verbalisasi dari orangtua yang kerap membandingkan anak dengan anak lain; atau pernyataan  kekecewaan yang berlebihan dari orangtua kepada anak. Kondisi ini dalam jangka panjang cenderung memberikan dampak-dampak negatif, seperti: 

Baca: Berapa Lama Bayi Harus Distimulasi? Ini Aturan Mainnya

• Dependent/tergantung. Karena terbiasa mendapat arahan dari orang lain, si kecil bisa tumbuh menjadi anak yang pasif. Selalu menunggu instruksi dari guru maupun orangtua.

• Memberontak. Kebalikannya, reaksi yang ditampilkan bisa juga berupa anak tidak mau menerima aturan dan arahan dari orang lain.

• Kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang terjadi pada masa sekolah bisa juga disebabkan oleh overstimulasi yang terus-menerus diberikan sejak anak masih bayi.

Ternyata stimulasi yang berlebihan juga tak baik, bukan? Mama perlu mengingat apa dampak overstimulasi pada bayi ini dalam jangka panjang.