Tabloid-Nakita.com - Anak-anak adalah pembelajar yang pintar. Dengan wajah polosnya, mereka akan memanipulasi orangtuanya untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Anak-anak bahkan mulai belajar memanipulasi orangtua sejak masih bayi. Begitu memasuki usia 2 tahun, mereka mulai mempraktikkan ketrampilan manipulasinya.
Baca: Jangan Mau Kalah dengan Senjata Tangisan Anak
Bayi bisa cepat belajar bahwa menangis bisa mendapatkan perhatian Mama, dan akan memelajari bagaimana harus berpura-pura menangis untuk mendapatkan lebih banyak. Ketika bertambah besar, mereka mulai berusaha mengontrol orangtua yang seharusnya lebih berkuasa. Jika tidak dikendalikan dengan efektif, kemampuan anak mengontrol dan memanipulasi orangtua bisa sulit dihentikan. Anak menjadi tidak terkendali dan menjadi monster kecil yang menakutkan.
Untuk itu, Mama perlu memelajari sejak awal tanda-tanda anak sedang memanipulasi orangtua, agar kebiasaan ini tidak keterusan:
1. Tangisan pura-pura. Inilah metode paling populer yang digunakan anak untuk memanipulasi orangtuanya. Pada saat anak memasuki umur 2 tahun, orangtua perlu tahu perbedaan antara tangisan yang asli dan tangisan manipulatif. Jika anak mulai menangis atau hanya merengek ketika ia tahu Mama dapat mendengar rengekannya, artinya Mama telah dimanipulasi. Terutama, ketika ia mengikuti Mama ketika Mama meninggalkannya.
Baca: Trik Menghentikan Anak Menangis Terus Menerus
2. Menjerit. Anak batita selalu mengamati reaksi orangtuanya, dan akan menggunakan apapun yang efektif untuk mengambil hati Mama. Kalau menjerit atau menangis histeris membuat Mama marah, mereka akan terus mencoba trik tersebut sampai Mama luluh. Mereka juga mengerti bahwa menjerit bisa menimbulkan reaksi yang lebih baik di tempat umum daripada di rumah, sehingga mereka akan "menyimpan" tangisannya untuk digunakan pada waktu yang tepat.
3. Sayang-sayang. Ya, anak-anak mungil ini juga bisa menggunakan rasa sayang untuk memanipulasi orangtuanya. Mereka bisa pura-pura menunjukkan rasa sayang untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Jika tidak berhasil, mereka akan berhenti menunjukkan rasa sayangnya. Jadi kalau si kecil tiba-tiba menghampiri Mama sambil memeluk, mengelus-elus tangan, dan mencium Mama tanpa alasan, waspada ya Mam. Mungkin sebentar lagi ia akan meminta sesuatu.
4. Mengadudomba. Ini teknik anak memanipulasi orangtua yang tidak kalah populer. Mereka akan mengadudomba kedua orangtuanya. Ketika Mama bilang "tidak", mereka akan mencoba merayu Papa untuk mendapat hasil yang diinginkan. Karena itu, Mama dan Papa perlu konsisten dengan keputusan satu sama lain. Jangan sampai Mama atau Papa cenderung meluluskan permintaannya, sehingga anak akan selalu berpihak pada yang selalu mengabulkan keinginannya.
5. Membesar-besarkan sesuatu. Ini juga merupakan tanda anak sedang memanipulasi orangtua, yaitu dengan terus-menerus membesar-besarkan persoalan kecil. Jika selalu ada pertempuran besar mengenai rutinitas sehari-hari seperti berpakaian, mandi, makan, atau tidur, ada kemungkinan anak sedang menggunakan kemampuannya untuk mengontrol sesuatu. Hal ini bisa melelahkan, dan anak akan menggunakan cara ini untuk mengambil keuntungan.
Baca: Ini Alasan Mengapa Anak Suka Menangis dan Berteriak
6. Sengaja berbuat ulah. Anak tahu hal itu tidak boleh dilakukan, tetapi ia melakukannya. Itu tandanya anak sedang memanipulasi Mama. Misalnya ketika Mama menjawab "tidak", dan ia langsung membuang piring makannya ke lantai. Hal ini menandakan anak sedang balas dendam. Ia berharap Mama akan ketakutan pada apa pun yang akan dia lakukan ketika Mama menentangnya.
7. Cemberut. Salah satu metode manipulasi oleh anak yang paling jelas adalah cemberut. Mereka akan cemberut, merengek, kemudian menangis, untuk membuat Mama merasa bersalah. Jangan mau kalah jika ia berperilaku seperti ini. Inilah trik paling kuno yang pernah ada.
Yang perlu Mama ingat tentang anak yang manipulatif adalah, jangan biarkan mereka membuat Mama marah. Mama adalah orang dewasa dalam hal ini, dan Mama lah yang harus mengendalikan diri agar tidak terbawa permainannya. Jangan salah mengartikan perilaku mereka sebagai serangan terhadap orangtua. Dengan menjaga ketegasan terhadap anak, mereka akan langsung tahu bahwa mereka tidak bisa memanipulasi orangtuanya.