Ajarkan Konsep Waktu pada Anak dengan Rutinitas

By Dini Felicitas, Rabu, 16 November 2016 | 22:30 WIB
Ajarkan anak konsep waktu melalui rutinitas harian. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - "Ayo, Nak, sudah sore. Kita mandi, yuk!”

“Sampai sekolah, ingat ya, Nak, untuk mengucapkan ‘selamat pagi’ kepada Bu Guru.”

Kata-kata tersebut sering kita ucapkan sehari-hari untuk berkomunikasi dengan anak. Tetapi Mama Papa, kita kerap tidak menyadari bahwa percakapan sederhana ini berpengaruh besar terhadap anak. Salah satunya adalah mengajari anak mengenai konsep waktu.

Bagi anak prasekolah, konsep waktu bukan diartikan sebagai kemampuan membaca jam. Waktu dalam arti jam, menit, dan detik masih merupakan konsep yang sulit dipahami oleh anak usia 3—5 tahun, karena waktu bukanlah sesuatu yang dapat mereka sentuh, rasakan, dan eksplorasi.

Oleh karena itu, cara paling mudah untuk mengajarkan konsep waktu kepada anak prasekolah adalah mengaitkan waktu dengan momen-momen penting saat si anak beraktivitas. Misalnya, pagi hari harus mandi, sarapan, dan berangkat ke taman bermain. Siang hari, anak makan siang, lalu tidur siang. Sore hari adalah waktu bermain dan mandi sore. Malam hari adalah saatnya makan malam dan tidur.

Jadi, selalu asosiasikan waktu dengan sesuatu yang dikerjakan anak atau berkaitan dengan kesehariannya, seperti: “Ayah pulang dari kantor sore hari.” Atau, “Kita akan tidur malam, sekarang ayo gosok gigi dan ganti piyama,” misalnya.

Dengan demikian, mengajarkan konsep waktu kepada anak prasekolah tidak bertujuan agar ia “tahu waktu”, melainkan sebagai langkah awal pembentukan disiplin diri terhadap aktivitas hariannya. Nantinya ia akan tahu bahwa waktu untuk bermain dengan teman-temannya adalah sore hari, sementara siang hari adalah waktunya istirahat. Ini berarti, dengan mengajarkan konsep waktu sejak kecil, anak menjadi lebih disiplin dalam kesehariannya, terutama dalam pengaturan kegiatan sehari-hari. Ini menjadi hal penting untuk membentuk regulasi diri anak yang baik di masa mendatang.

Jika tidak diajarkan konsep waktu sejak dini, anak cenderung tidak memiliki pengaturan diri yang baik terhadap kegiatan-kegiatan yang ia lakukan sehingga cenderung melakukan aktivitas berdasarkan mood-nya sendiri atau “suka-suka anak”.

Narasumber: Alfa Mardhika, Psi, Fakultas Psikologi Universitas YARSI, Jakarta

(Amanda Setiorini)