6 Perilaku Negatif Anak Akibat Kesalahan Pola Asuh dari Orangtua

By Anisyah Kusumawati, Kamis, 8 November 2018 | 13:07 WIB
6 Perilaku Negatif Anak Karena Kesalahan Pola Asuh dari Orangtua (freepik)

 

Nakita.id - Banyak hal yang bisa memengaruhi perilaku anak di masa depan, salah satunya ialah faktor pengasuhan.

Menjadi hal yang krusial karena berkaitan dengan stimulasi perilaku, setiap orangtua hendaknya berkaca pada cara mengasuh anaknya tersebut.

Lalu sebenarnya apa tolak ukur keberhasilan pengasuhan ini?

Baca Juga : Agar Anak Tetap Ceria dan Tidak Stres, Lakukan 7 Pola Asuh Ini

Salah satu aspek yang bisa menjadi tanda keberhasilan pengasuhan orangtua ialah perilaku anak itu sendiri dalam kesehariannya.

Moms, ada beberapa perilaku anak yang menandakan pola asuh orangtua yang masih keliru.

Mari berkaca bersama, inilah beberapa perilaku anak yang dimaksud.

1. Sering menangis dan mudah tersinggung

Setiap anak tentu pernah menangis, namun coba Moms perhatikan frekuensi dan intensitasnya.

Jika anak Moms terus-menerus menangis meminta perhatian dan mengganggu Moms dengan sengaja, bisa jadi menjadi salah satu tanda dari pola asuh yang kurang tepat.

Ada kemungkinan Moms kurang memberikan perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan dengan fisik dan verbal.

Baca Juga : Seseorang Berhenti Setelah 20 Tahun Merokok, Ini yang Dirasakannya

Untuk mengatasinya Moms sebaiknya lebih sering memeluk dan mengutarakan secara langsung kasih sayang padanya.

 

2. Terlalu sering berbohong

Jika Moms menemukan anak Moms sering berbohong kepada Moms, bahkan tentang hal-hal kecil, kemungkinan besar Moms telah bereaksi berlebihan terhadap kesalahannya sebelumnya.

Hal ini menjadi kebiasaan yang fatal sehingga Moms sebaiknya perlu berkaca mengenai respon terhadap perilakunya.

Cobalah untuk tidak bereaksi hebat saat dirinya melakukan kesalahan, sampaikan dengan cara yang baik bahwa kesalahan wajar terjadi namun menjadi kewajiban setiap orang untuk memperbaikinya.

Baca Juga : Kenali Hiperemesis Gravidarum, Mirip Morning Sickness Tapi Bahaya!

3. Self esteem rendah

Jika Moms merasa bahwa Si Kecil tidak cukup percaya diri dan memiliki harga diri yang rendah, itu mungkin karena Moms memberikan nasihat lebih dari kata-kata yang memotivasi.

Di usia muda, anak-anak membutuhkan motivasi dari orangtua mereka dan dapat merasa putus asa jika itu tidak terjadi.

Jadi sebaiknya memberikan nasihat dan motivasi harus berjalan beriringan dengan intensitas yang sama, Moms.

4. Sering ketakutan

Ketakutan berlebih pada anak tidak muncul dengan sendirinya, Moms.

Seringnya hal ini terjadi karena Moms terlalu bereaksi ketika anak menghadapi rintangan. Memang, sudah menjadi naluri setiap ibu untuk melindungi.

Namun sesekali cobalah untuk membiarkan Si Kecil bertanggung jawab dan melewati rintangan tanpa bantuan dari orang lain.

Baca Juga : Anak Widi Mulia Masuk IGD karena Dermatitis Atopi yang Berujung Asma, Waspadai Cirinya!

5. Merasa iri hati

Apakah Moms berpikir bahwa anak-anak Moms sering merasa sangat cemburu?

Jika ya, hal ini biasanya terjadi karena orangtua terus-menerus membandingkan anak dengan anak lain.

Percayalah, setioap anak itu unik denganke;ebihan beserta kekurangannya sehingga Moms sebaiknya tidak membandingkannya dengan keberhasilan anak lain.

Walau masih kecil, anak memiliki perasaan yang sensitif. Bahkan perilaku pengasuhan seperti ini akan diingat olehnya yang secara tak langsung bisa menjadi perilaku bahkan kepribadian iri hati hingga besar nanti.

6. Tidak bisa bangkit dengan dirinya sendiri

Bila Moms merasa Si Kecil sangat ketergantungan dan tidak bisa bangkit sendiri, mungkin memang ada perilaku pengasuhan yang kurang tepat.

Kondisi ini bisa terjadi khususnya bila Moms pernah menegur, memarahi, atau perilaku lain anak didepan orang lain, termasuk saudara kandung dan temannya.

Jadi, bila Moms melihat ada perilakunya yang salah, sebaiknya bicarakan baik-baik dan disiplinkan dengan empat mata.

Baca Juga : Alpukat Berbahaya Jika Dikonsumsi Oleh Orang dengan 6 Kriteria Ini

Memang, tak akan pernah ada pola asuh yang sempurna, namun tentu menuju pola asuh yang baik agar anak cerdas dan beretika merupakan harapan setiap orangtua.

Mari sama-sama belajar menjadi orangtua yang bisa diteladani sikapnya oleh anak-anak agar kelak ia bisa tumbuh dan berkembang sesuai harapan.