Tabloid-Nakita.com – Kala hamil, umumnya muncul perasaan ingin mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, ya, Ma. Wajar, kok! Tapi bagaimana kalau ngidam-nya justru kepengin mengonsumsi sesuatu yang bukan makanan, semisal, tanah, kertas, rambut, dan lainnya? Bisa jadi, Mama mengalami pica. American Pregnancy Association (APA) dalam situs resminya menjelaskan, pica adalah suatu keinginan atau kebiasaan dalam mengonsumsi zat non-makanan yang memiliki gizi sedikit atau malah tidak ada sama sekali.
Mengenai alasan munculnya pica pada mamil, menurut American Pregnancy Association (APA), hingga sekarang belum diketahui. Meski begitu, seperti dipaparkan Journal of American Dietetic Association (ADA), kemungkinan ada hubungan munculnya pica dengan indikasi kekurangan zat besi. Pernyataan jurnal ADA itu serupa dengan laporan seorang peneliti asal India, Suddhendu Chakraborty. Ia mengemukakan, umumnya penderita pica mengalami kekurangan zat besi, serum ferritin, dan zink.
Yang mengagetkan, pica ternyata juga bisa muncul akibat adanya gangguan mental, Ma. Menurut Psikiater Andrea S. Hartmann dari Department of Psychiatry, Massachusetts General Hospital and Harvard Medical School Amerika Serikat, pica dapat bersifat komorbid, yaitu adanya kemunculan dari dua penyakit atau lebih secara bersamaan yang membutuhkan penanganan klinis. Gangguan mental ini, di antaranya ialah hambatan dalam perkembangan kemampuan intelektual, spektrum autisme, atau gangguan obsesif-kompulsif yang lebih sering dikenal dengan OCD (Obsessive Compulsive Disorder), yaitu kelainan psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku bersifat kompulsif.
Adanya kaitan dengan gangguan mental ini, diakui oleh dr. Andri, SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang. “Beberapa ahli menyatakan bahwa timbulnya perilaku pica memiliki hubungan gangguan kejiwaan yang sebelumnya sudah dimiliki oleh penderita pica tersebut,” paparnya. Namun Andri mengaku tidak memiliki informasi banyak tentang kaitan pica dengan gangguan mental, terutama pada mamil di Indonesia, karena dirinya belum pernah menemui kasus semacam ini di kesehariannya sebagai psikiater.
Sementara, dr. Gahrani Chen, SpOG dari RS Grha Kedoya Jakarta Barat melihat—berdasarkan penelitian-penelitian yang ditelusurinya—ada hubungan antara hormon kehamilan dengan risiko terjadinya ketidakstabilan jiwa ibu yang sedang hamil. “Saya sendiri mendapatkan pasien pica pada kehamilan yang pagophagia dikarenakan kehamilan pada trimester akhir sering membuat ibu hamil merasa panas atau gerah,” jelasnya.
Pagophia adalah keinginan mengonsumsi es batu. Masih ada beberapa jenis pica lagi, Ma, yaitu: trichophagia (memakan rambut), papyrophagia (memakan kertas), lithophagia (memakan batu), acuphagia (mengonsumsi zat non-gizi yang terbuat dari bahan metal), dan geophagia (memakan lumpur/tanah dan semacamnya). Obrolan lengkap mengenai pica pada kehamilan ini dapat Mama simak di rubrik KEHAMILAN Tabloid nakita edisi 926 yang terbit Rabu 21 Desember 2016.
Penulis | : | Isma Anggritaningsih |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR