Mama Papa mungkin masih ingat dengan Nina, balita imut-imut berdarah campuran Amerika (dari ayah) dan Jepang (dari ibu) yang kecil-kecil sudah mahir berbahasa Inggris dan Jepang. Nina sempat terkenal di dunia maya sekitar 2008—2009 lantaran sosoknya yang cerdas dan menggemaskan. Geof, sang ayah, rajin mengunggah video berbagai kegiatan Nina untuk konsumsi keluarga dan sahabat-sahabatnya di Amerika. Tak disangka, Nina jadi terkenal. Setiap video yang diunggah sang ayah ditonton oleh hingga ratusan ribu orang. Namun sejak Nina berusia 6 tahun, Geof tak lagi mengunggah video gadis ciliknya itu, bahkan menghapus akun Nina di YouTube. Hal itu dilakukan sang ayah, selain karena Nina sudah cukup besar dan berhak mendapatkan privasi, keselamatannya juga bisa terancam jika terus-menerus diekspos.
ADA ATURANNYA, LO!
Keselamatan anak memang nomor satu. Sayangnya, kalau diperhatikan, kesadaran mengenai mana yang boleh dan tidak boleh dalam mengunggah foto/video anak di medsos masihlah rendah. Sebuah survei terkait kesadaran akan medsos dilakukan oleh University of Michigan. Hasilnya, lebih dari 74% responden mengaku ragu saat mengunggah foto bayi mereka di internet, tetapi mereka tetap melakukannya karena mengikuti tren. Survei yang dilakukan pada 2015 ini juga mengungkapkan, sebanyak 51% orangtua tanpa sadar memasukkan informasi pribadi yang memungkinkan orang luar mengetahui lokasi anak melalui foto atau video yang dibagikan.
Pencegahan terhadap ini dilakukan oleh Aedi, papa dari YouTuber cilik Lifia dan Niala dengan tidak menyertakan identitas detail di sosial media, khususnya lokasi foto atau video. “Yang kami berikan informasi yang umum saja, atau kadang kami melakukan late post untuk lokasi tertentu, sehingga foto tersebut sudah tidak valid lokasinya. Contoh, foto di mall A kota B, seminggu kemudian baru diunggah. Saat itu kami sudah di kota C,” papar Aedi.
Baca juga: Membuat Vlog yang Disukai Anak Ala Lifia Niala
Selain itu, untuk menjaga keamanan dan keselamatan anak, Aedi hanya mengunggah konten foto/video yang memberikan edukasi serta motivasi bagi pengguna medsos lainnya. “Kami menghindari mem-posting foto atau video yang bersifat kontradiktif dan tidak sesuai dengan norma, serta jauh dari edukasi,” tambah Aedi.
Kendati demikian, beberapa komentar negatif terkadang muncul juga. Aedi berpendapat, “Abaikan saja selama komentar tersebut tidak mengganggu. Namun jika ada ancaman serius yang melewati batas, serahkan persoalan ini kepada pihak berwenang sesuai UU ITE. Antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan. Itu terdapat dalam pasal 27, 28, dan 29 UU ITE,” papar Aedi lancar. Untunglah, hingga saat ini ia dan kedua YouTuber ciliknya belum mengalami kejadian yang mengancam kenyamanan dan keselamatan.
NO ENDORSEMENT!
Walau sudah terkenal, Aedi kerap menolak endorsement yang sifatnya mengikat. “Kami membeli sendiri mainan anak-anak sesuai dengan keinginan mereka. Ketika ada yang menawarkan produk tertentu untuk digunakan dalam video Lifia & Niala, anak-anak yang akan menjadi penentunya. Jika mereka kurang tertarik, pasti akan ditolak. De-ngan demikian mereka tetap bersemangat ketika membuka dan ber-main dengan mainan yang diinginkannya,” katanya.
Seperti diketahui, video Lifia & Niala, hampir seluruhnya berisi tentang kegiatan unboxing mainan, bermain, dan permainan. “Mereka senang sekali. Bahkan, ketika kami sedang sibuk, mereka sering menanyakan, kapan buka mainan baru lagi, kapan kita rekam lagi, kapan kita berenang lagi? Jawabannya, kita tunggu waktu libur, ya, Sabtu atau Minggu,” cerita Aedi.
No endorsement, juga berlaku bagi selebgram cilik Kirana (2) di akun milik ibunya, Retno Hening Palupi (27) yang berdomisili di Oman. Akun Instagramnya yang memuat foto dan video seputar kegiatan putrinya sudah diikuti ratusan ribu orang. Padahal, awalnya sang ibu hanya ingin berbagi momen keseharian Kirana dengan keluarga di Indonesia. Kelucuan dan kepintaran sang buah hatilah yang menjadikannya terkenal. Namun begitu, “Saya tidak mau menjadikan akun Instagram saya sebagai sumber pendapatan. Lagi pula, saya membuat akun ini bukan untuk hal itu, kok!” katanya. Retno mengaku tidak memakai strategi apa-apa. Ia hanya membagikan hal-hal yang memang menjadi keseharian Kirana, tetapi dengan tetap menjaga dan menghindari konten yang dapat menimbulkan masalah.
Peliput: Gazali Solahuddin, Gisela Niken, Irfan Hasuki
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR