Tabloid-Nakita.com - Anak pemalu dan enggan bertemu dengan orang baru? Jangan khawatir. Pemalu bukan berarti mereka tidak suka berkomunikasi, ya Bu. Anak pemalu senang berinteraksi dan berkomunikasi. Hanya saja, ia butuh dukungan dan media penyalur dari orangtua untuk mengekspresikan diri.
Karakter si pemalu adalah memiliki banyak ide di pikirannya, namun sungkan untuk mengungkapkannya. Bagaimana pun itu, sebuah studi baru menunjukkan bahwa anak-anak mungkin ragu-ragu untuk berbicara karena ketakutan kondisi sosial atau lingkungan sekitarnya. Peneliti dari University of Connecticut dan University of Colorado, Boulder melakukan studi terhadap lebih dari 800 anak. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang terhambat sosialnya lebih pendiam dalam percakapan. Namun, temuan studi ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan, anak-anak pemalu memiliki masalah pengalaman dengan perkembangan bahasa.
"Temuan kami menunjukkan bahwa perilaku penghambat seperti rasa malu tidak mempengaruhi penguasaan bahasa secara keseluruhan melainkan berhubungan secara khusus tentang bagaimana anak mengekspresikan diri melalui kata-kata," ungkap Soo H. Rhee, seorang Profesor psikologi di University of Colorado.
Baca juga: Anak Pemalu Bukan Cuma Karena Kepribadiannya
Menariknya, para ahli menemukan bahwa anak perempuan jauh lebih pendiam daripada anak laki-laki secara keseluruhan, meskipun rasa malu yang berkaitan dengan pengembangan bahasa untuk tingkat yang sama pada kedua jenis kelamin. Dalam studi tersebut, peneliti menganalisa data dari 816 anak-anak di Colorado yang kebanyakan berkulit putih tapi dari berbagai latar belakang sosial ekonomi dan merupakan perwakilan dari populasi dalam Boulder. Pada perbedaan usia 14, 20, dan 24 bulan, Rhee dan rekannya, mahasiswa pascasarjana Ashley K. Smith Watts, mengumpulkan informasi tindak lanjut dari orangtua, laboratorium dan kunjungan ke rumah warga.
Dalam menilai kemampuan bahasa lisan anak, para peneliti meminta anak-anak untuk menjawab pertanyaan dengan respons verbal, dan juga meniru suara dan kata-kata. Mereka kemudian diuji pemahaman bahasa dengan mengikuti instruksi dalam tugas sederhana, seperti mengambil bola dan cangkir.
Baca juga: Kiat Agar Si Pemalu Mendapatkan Teman
"Mereka mungkin memperoleh manfaat dari intervensi yang menargetkan kepercayaan diri, kompetensi sosial, dan otonomi untuk mendukung perkembangan bahasa ekspresif," kata Ashley dalam pernyataan. Dalam mempertimbangkan intervensi, terapi mungkin bagi anak-anak yang pemalu disarankan untuk membangun relasi dengan teman-teman seusianya agar dengan leluasa mampu mengekspresikan diri.
Selain berteman dengan teman sebaya, orangtua juga perlu berperan aktif untuk mendukung sang anak lebih berani mengekspresikan dirinya. "Orangtua dapat membantu anak-anak mereka memperluas batas-batas mereka dan tetap menghormati lingkungan sekitar mereka dengan menggunakan strategi konkret untuk menangani situasi sosial tersebut," kata Michael Reist, seorang pensiunan guru, konselor dan penulis tiga buku tentang anak-anak dan sekolah.
Baca juga: Anak Pemalu di Sekolah
Psychotherapist dan parenting educator Andrea Nair, London, Ontario mengatakan bahwa orangtua harus menghapus penilaian dan mempermalukan. "Jangan label anak sebagai 'malu' atau membuatnya merasa buruk tentang apa yang dia tidak lakukan." Andrea menyarankan agar orangtua mencoba berempati ke situasi lebih introvert anak dan membiarkan dia tahu papa dan mama dapat memahami perasaannya.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Avrizella Quenda |
KOMENTAR