Tabloid-Nakita.com - Ajari anak dengan segala perilaku positif sebagai cerminan diri dan acuan perilaku anak di masa yang akan datang. Orangtua, terlebih ibu harus selalu aktif mendidik anak mulai usia batita, termasuk mengasah empatinya. Nantinya anak akan mulai belajar merespons dengan lebih sempurna saat melewati masa perkembangan dan pertumbuhan usia berikutnya.
Si Batita mungkin saja terlibat perkelahian kecil dengan teman sebaya karena karena berebut mainan yang sama. Hal ini dikatakan sangat wajar dan normal. Namun, apa jadinya bila anak seusianya sudah paham arti kata peduli? Peduli dengan cara mau mengalah dan memberikan mainan itu kepada temannya tanpa harus berteriak atau menangis merupakan hal yang luar biasa. Ya, hal itu dapat diajarkan dan dikenalkan pada anak.
Orangtua harus lebih memperhatikan kondisi psikis anak agar selalu ceria. Bahkan, ini adalah waktu yang tepat untuk memelihara rasa peduli terhadap orang lain. "Orang dewasa harus melakukan segala kemungkinan untuk membantu anak belajar untuk menjadi empati," kata Carol Anne Wien, Ph.D., seorang ahli anak usia dini dan professor emeritus dari York University, Toronto. "Ini adalah dasar dari semua hubungan." Untungnya, ada tiga cara sederhana namun ampuh untuk membentuk karakter empati anak usia batita. Berikut 3 cara mengasah empati anak:
1. Memberinya kata-kata.
Misalnya, ketika batita menemui adik bayinya sedang menangis, ibu bisa menanyakannya mengapa adik menangis. Mungkin respon batita akan mengucap satu-dua kata sambil menepuk lembut punggung sang adik. Kemudian ibu dapat mengajarkan kembali dengan bertanya, "Apakah kamu pikir adikmu sedih karena kamu mengambil mainannya?" Percakapan ini membantu untuk memperkuat kesadaran batita tumbuh dari perasaan orang lain dan mengajarinya kosakata untuk berbicara dengan mereka.
Anak sangat suka diperhatikan, sehingga merasa bebas dan nantinya mereka akan belajar dengan sendirinya. Ibu bisa mengambil album foto yang menunjukkan dirinya tampak senang, tenang, atau rewel; ceritakan apa yang menyebabkan dia bisa sesenang ini. Ibu mungkin berkata, "Kamu begitu bersemangat ketika semua orang menyanyikan 'Happy Birthday." Dr. Carol Anne Wien menjelaskan, "Menceritakan kisah-kisah ini adalah salah satu cara orang tua dapat membuat anak-anak menyadari bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang-orang."
Baca juga: IBU, SOSOK TEPAT AJARKAN EMPATI PADA ANAK
2. Menunjukkan cara pada anak.
Menurut Deborah Best, Ph.D., professor of psychology dari Wake Forest University, di Winston-Salem, Carolina Utara, dengan anak melihat ibu, ayah, maupun sanak saudara sedang berinteraksi dengan orang lain adalah salah satu cara yang paling ampuh agar anak dapat mengembangkan empati. Gunakan kesempatan untuk menunjukkan sensitivitas: Tanyakan pada suami bagaimana hari ini, menahan pintu untuk orangtua, atau membantu seorang anak yang telah jatuh di tempat bermain. Kemungkinan, anak sudah mengikuti hal positif yang ibu contohkan.
Baca juga: 5 Cara Kembangkan Empati Anak
3. Memberikan latihan.
Memperluas kesadarannya bahwa perasaan orang lain mungkin tidak sama seperti dirinya dengan mendorong interaksi dengan berbagai jenis orang. Ini akan mengajarkan kepada anak bahwa pikiran dan perasaan orang lain berbeda. Saat batita bertambah usia, ibu dapat mengajarkan cara mengenali dan memenuhi kebutuhan orang lain. Biarkan anak belajar merawat anjing peliharaan, seperti memberi makanan ke dalam mangkuk atau menyikat bulunya, sehingga anak setiap hari akan mulai memikirkan segala sesuatu di luar dari dirinya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR