Nakita.Id - Muntah pada bayi bisa merupakan reaksi normal. Namun, bisa juga sebagai pertanda si kecil mengalami kondisi yang serius. Oleh karena itu, setiap orangtua harus mengetahui cara membedakan gumoh atau muntah normal dan tidak normal pada bayi.
GUMOH ATAU MUNTAH NORMAL
Menurut dr. Natharina Yolanda dalam artikel "Bedanya Gumoh dan Muntah pada Bayi", gumoh (spitting up atau gastroesophageal reflux) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
· Gumoh adalah sebagian susu yang keluar saat atau setelah bayi menyusu.
· Gumoh sering ditemui pada bayi sampai usia 1 tahun.
· Volume susu yang keluar umumnya sebanyak 1–2 sendok makan.
· Bayi tidak tersedak.
· Bayi tidak menunjukkan gejala sakit, terlihat aktif, nyaman, dan berat badannya meningkat sesuai grafik pertumbuhan.
· Sebagian besar gumoh pada bayi sehat berlangsung kurang dari 3 menit, terjadi setelah makan, dan tidak bergejala.
Penyebab Gumoh:
· Gumoh terutama terjadi karena ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil (seukuran bola pingpong) dan katup lambung yang belum kuat. Gumoh akan terjadi jika volume susu yang ditelan melebihi kapasitas lambung. Sampai usia 4 bulan, lambung bayi hanya dapat menampung susu dalam jumlah kecil setiap kali minum.
· Katup lambung bayi juga belum dapat menutup dengan baik sehingga susu dalam lambung dapat mengalir kembali ke mulut. Hal ini terjadi terutama jika: muatan lambung sudah maksimal, bayi langsung berbaring setelah menyusu, bayi bersendawa, atau bayi menelan banyak udara.
Mengurangi Gumoh:
Menangani Gumoh:
· Susu yang keluar dari mulut cukup dibersihkan dengan tisu basah, kain bersih, atau saputangan agar tidak lengket dan mengiritasi kulit.
· Tidak diperlukan pengobatan khusus. Gumoh jarang menyebabkan komplikasi seperti radang saluran cerna atas (esophagitis).
· Penanganan khusus diperlukan jika gumoh disertai gangguan napas (tersedak, batuk, atau bunyi napas yang tidak biasa), volumenya lebih banyak dari 2 sendok makan setiap kali gumoh, atau berat badan bayi tidak naik-naik.
MUNTAH TIDAK NORMAL
Banyak orangtua kesulitan membedakan gumoh dengan muntah. Sebagian besar muntah bayi merupakan hal yang abnormal, karenanya perlu diwaspadai. Muntah atau refluks isi lambung yang memiliki gejala dan/atau menyebabkan komplikasi disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD memerlukan pemeriksaan khusus dan pengobatan oleh dokter karena bisa menyebabkan penurunan berat badan bayi, rewel, tidak nafsu makan, dan gangguan napas kronik.
Berbeda dengan gumoh, muntah abnormal bisa dikenali dari berbagai kondisi berikut:
· Saat muntah, bayi tampak mengalami usaha untuk mengeluarkan sesuatu dari lambungnya.
· Bayi tampak mengedan, kesakitan, tidak nyaman atau rewel.
· Terjadi dengan frekuensi sering, volume banyak, dan disertai gejala lain seperti mencret, demam, kembung.
· Muntah berwarna kuning atau hijau dan dikeluarkan secara menyembur.
· Muntah hijau yang tiba-tiba di bulan pertama setelah kelahiran mayoritas disebabkan oleh malrotasi dan volvulus (cacat bawaan pada proses pembentukan usus).
· Terjadi dehidrasi. Gejala bayi dehidrasi antara lain mata tampak cekung, tidak ada air mata saat menangis, kulit kering, mulut kering, tampak lemas atau rewel, dan urin berkurang.
· Mengalami pembengkakan pada perut.
· Muntah lebih dari sekali setelah kepalanya terbentur (gegar otak).
· Muntah hebat secara terus-menerus.
· Kulit dan mata bayi menguning.
· Pada muntahnya terdapat darah.
Penyebab Muntah:
Muntah abnormal kabanyakan terkait dengan masalah penyakit seperti:
· Refluks (gastroesphageal reflux disease)
· Sumbatan usus
· Infeksi telinga
· Infeksi usus
· Infeksi saluran pernapasan dan paru (pneumonia)
· Radang otak (meningitis)
· Alergi protein
· Radang usus buntu
· Keracunan makanan
Menangani Muntah:
· Muntah yang menyembur memerlukan pemeriksaan oleh dokter.
· Usakahan agar bayi tetap mendapatkan asupan cairan seperti ASI atau oralit. Berikan cairan sedikit–sedikit tapi sering.
· Bila bayi mendapatkan susu formula, dokter mungkin akan menggantikan sementara susu formula dengan oralit selama 12-24 jam pertama, atau menganjurkan untuk memberikan susu formula yang dua kali lebih encer dibandingkan takaran biasa.
· Jika bayi sudah mendapatkan MPASI, lakukan modifikasi dengan memberikan MPASI yang lebih lembek atau encer dan menghindari bahan makanan yang berserat tinggi dan berlemak karena makanan seperti itu relatif lebih lama dicerna dan dapat merangsang muntah.
· Jika bayi tidak mau minum, muntah setiap kali minum, atau menunjukkan tanda dehidrasi, segera bawa bayi ke dokter. Dehidrasi (kekurangan cairan) menandakan kondisi bayi sudah gawat.
· Saat dibaringkan, bayi diposisikan menelungkup atau miring (miring ke kiri atau ke kanan) untuk menghindari isi muntahan masuk ke saluran napas.
MENGAPA TERJADI MUNTAH?
Muntah adalah suatu gejala, bukan penyakit. Muntah adalah keluarnya isi lambung dan usus melalui mulut dengan kekuatan semburan atau semprotan. Muntah sebetulnya merupakan refleks protektif tubuh untuk mengeluarkan racun atau benda asing dari saluran pencernaan akibat penyakit atau yang tidak sengaja tertelan. Dengan muntah, tubuh juga bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau pembesaran organ yang mendesak organ pencernaan.
Muntah terjadi melalui mekanisme yang sangat kompleks. Terjadinya muntah dikontrol oleh pusat muntah yang ada di otak. Muntah terjadi apabila terdapat kondisi tertentu yang merangsang pusat muntah.
Rangsangan pusat muntah kemudian dilanjutkan ke diafragma (sekat antara dada dan perut serta otot-otot lambung), yang mengakibatkan penurunan diafragma dan kontraksi otot-otot lambung. Kontraksi mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam perut, khususnya lambung, dan mengakibatkan keluarnya isi lambung sampai ke mulut.
Secara umum, muntah terdiri atas tiga fase, yaitu: mual, retching atau manuver awal untuk muntah, dan regurgitasi yaitu pengeluaran isi lambung ataupun usus melalui mulut. Isi muntahan dapat berupa cairan bercampur makanan atau cairan lambung saja.
Penulis | : | Heni Wiradimaja |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR