Nakita.id – Melakukan program diet atau menurunkan berat badan menjadi hal yang pasti sulit dijalani. Begitu pula yang dialami oleh Sharon Tal, seorang Ibu asal Melbourne, Australia. Setelah melahirkan, berat badannya sempat mencapai 120 kilogram. Berbagai metode dilakukan olehnya mulai dari diet lemon, diet protein, hingga tidak mengonsumsi gula sama sekali. Namun, apa yang ia lakukan ternyata gagal! Lalu, apa yang membuatnya berhasil?
Baca juga: Turunkan 4 kilogram dalam 5 hari tanpa rasa lapar dengan Diet GM
Ibu berusia 46 tahun ini kemudian menemukan caranya sendiri untuk menurunkan berat badan. “Dalam kurun waktu lima bulan, saya berhasil menurunkan berat badan hingga 20 kilogram. Akhirnya saya menemukan bahwa masalah utamanya adalah stres,” ujarnya. Berbagai masalah yang ia hadapi membuat Sharon stres hingga depresi. Ia kemudian mencoba mengubah pola pikir dan gaya hidupnya.
Sharon kemudian belajar menjadi lebih tenang, meluangkan waktu lebih banyak untuk beristirahat dan banyak melakukan kegiatan refreshing seperti jalan-jalan. Tak lupa Sharon juga selalu mengonsumsi air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Ternyata, langkah-langkah sederhana tersebut dapat membantunya untuk menurunkan berat badan. “Saat stres, tubuh akan merasa lelah dan otot menjadi tegang. Kondisi ini jadi penghambat terjadinya penurunan berat badan,” ujarnya.
Baca juga: Diet air putih, turunkan berat badan 1 kg per hari
Kini, Sharon sudah menjalankan klinik diet dengan terapi pikiran dan detoksifikasi. Dalam terapinya, Sharon biasanya menanyakan berbagai elemen dari gaya hidup pasiennya. Mulai dari berapa banyak air yang mereka minum hingga trauma yang pernah dialami. Faktor-faktor makanan seperti mengonsumsi alkohol, merokok dan makan makanan junkfood secara berlebihan merupakan kompensasi dari trauma yang dialami oleh tubuh.
Baca juga: Langsing usia melahirkan tanpa diet ketat dan olahraga
Ibu bisa melakukan cara yang dilakukan oleh Sharon Tal ini, terutama jika sedang mengalami tekanan berat yang mengarah ke depresi. Tidak mengapa jika kita tidak mampu berpikir positif terus-menerus, tetapi yang penting diingat adalah bagaimana kita bisa menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri tanpa bergantung pada makanan, minuman, obat-obatan dan hal-hal yang bisa membuat kecanduan negatif lainnya. Jika detoksifikasi pikiran sudah berhasil dijalani, biasanya detoksifikasi melalui asupan sehat sangat mudah dijalankan. Sebaliknya, kondisi fisik yang lebih baik akan mendorong emosi untuk ikut membaik. Katherine Zeratsky, seorang ahli diet dari Mayo Clinic mengungkapkan, banyak orang merasa lebih baik setelah menjalani detoks karena tubuh bisa beristirahat dari kerja keras mengolah lemak jahat dan gula. Ya mengurangi asupan karbohidrat sederhana seperti gula, dan tepung merupakan langkah detoksifikasi yang bisa dilakukan mulai hari ini juga. Gantilah asupan tersebut dengan makanan lain yang sama-sama mengenyangkan tetapi lebih rendah kalorinya dan tidak cepat diubah menjadi gula. Contohnya adalah kacang-kacangan panggang, sayuran segar, buah segar, dan serealia utuh.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR