Nakita.Id - Plasenta atau ari-ari merupakan organ yang menghidupi bayi selama 9 bulan di kandungan. Plasenta sebetulnya merupakan sistem penyaringan yang mentransfer darah dari ibu ke bayi selama kehamilan melalui tali di bagian tengah yang terhubung dengan pusar bayi. Plasenta dikelilingi oleh membran (kantung ketuban) yang mampu menahan cairan di sekitar bayi. Karenanya, plasenta diyakini terdiri atas sel-sel terbaik yang berkhasiat dan kandungan nutrisi yang tinggi.
Baca juga: Kim Kardashian Makan Ari-Arinya Sendiri Usai Melahirkan Anak Kedua
Setelah bayi lahir ke dunia, sebagian ibu tidak langsung membuang plasentanya, melainkan memanfaatkan lebih lanjut untuk kesehatan dan tujuan lain. Nah, sejauh yang diketahui, ada 5 cara yang mungkin tidak biasa dilakukan dalam memanfaatkan plasenta. Toh, sebagai pengetahuan tidak ada salahnya kita mengetahui 5 ide memperlakukan plasenta yang sebagian tak biasa. Inilah tulisan Michelle Penn yang dilansir dalam situs Baby Hints and Tips berikut info dari negeri kita sendiri:
1. Dimakan
Mungkin ini terdengar menjijikkan, tetapi ternyata banyak orang percaya bahwa mengonsumsi plasenta menjadikan ibu sehat karena plasenta sendiri merupakan organ pemasok nutrisi dari ibu ke bayi selama 9 bulan. Memang benar, penelitian membuktikan, plasenta kaya akan zat besi. Sumber zat besi tentu saja tidak hanya plasenta. Bukti ilmiah manfaat mengonsumsi plasenta sendiri memang belum ada, bahkan ada agama yang melarang plasenta manusia dimanfaatkan untuk kepentingan apa pun selain kepentingan bayi.
Selain itu, banyak orang percaya bahwa makan plasenta sendiri dapat melindungi dari kondisi depresi pascapersalinan dan mencegah penuaan. Namun, tidak ada penelitian yang signifikan untuk mendukung klaim ini. Jika pemanfaatan plasenta ini bertentangan dengan aturan keyakinan atau agama yang kita anut, lebih baik cari sumber zat besi lain. Beres, kan?
2. Mengubahnya Menjadi Pil
Karena makan plasenta dianggap mengerikan, ternyata ada cara lain untuk tetap mengonsumsinya yaitu dengan mengeringkan dan menjadikannya serbuk. Serbuk ini lalu dimasukkan ke dalam kapsul agar mudah ditelan.
Mengonsumsi plasenta dalam bentuk pil diyakini memiliki manfaat serupa seperti makan plasenta apa adanya, yakni meningkatkan kadar zat besi, meningkatkan produksi susu, dan membantu menjaga kesehatan keseluruhan sehingga kondisi mental ibu baru pun cepat kembali pulih. Zat besi juga dapat membantu mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Sekali lagi, jika pemanfaatan plasenta ini bertentangan dengan aturan keyakinan atau agama yang kita anut, lebih baik cari sumber zat besi lain.
3. Ditanam
Plasenta merupakan sumber nutrisi, bila ibu tidak mau memakannya, plasenta juga bisa ditanam. Ibarat pohon yang ditanam di halaman rumah, plasenta yang ditanam dapat menjadi simbol bayi tumbuh dan berkembang sama seperti pohon. Menanam atau mengubur plasenta telah dilakukan dalam berbagai masyarakat dengan budaya berbeda selama ratusan tahun untuk alasan spiritual dan praktis. Orang-orang Maori dari Selandia Baru menanam plasenta untuk menunjukkan hubungan bayi ke bumi.
Masyarakat Indonesia, terutama di Pulau Jawa juga memilih memendam plasenta di tanah sebagai simbol kembali ke alam. Sebelumnya, plasenta yang sudah dibersihkan ini ditempatkan dalam wadah dari tanah liat bersama benda-benda lain yang membawa harapan di masa depan, seperti cermin kecil agar si anak berparas rupawan, pensil agar si anak rajin belajar, serta rempah dan bunga agar plasenta senantiasa beraroma segar. Selama 40 hari, kuburan plasenta ini mendapat penerangan secukupnya dan dibentengi dengan kurungan bambu agar tak diganggu hewan. Untuk menandai lokasinya, ada yang menanam tanaman perdu di atasnya. Masyarakat lain pun mengubur plasenta karena alasan praktis, seperti mencegah dimakan hewan liar dan menghindari bau akibat proses pembusukan.
4. Mengubahnya Menjadi Karya Seni
Buat sebagian orang, cara ini terasa cukup ekstrem. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan, salah satunya menggunakan plasenta yang masih basah sebagai cetakan kreatif di atas kanvas. Motif abstrak yang dihasilkannya memiliki nilai seni. Ada juga yang dapat melengkapinya dengan warna dari cat untuk membuatnya lebih cerah dan menarik. Orang mengatakan bahwa bentuk plasenta terlihat seperti pohon yang melambangkan kehidupan baru. Karya seni ini dapat dibingkai dan digantung di rumah atau kamar bayi.
5. Dibiarkan bersama bayi hingga terlepas dengan sendirinya
Inilah yang disebut Lotus birth, yaitu tidak memisahkan bayi dari tali pusarnya dengan sengaja tetapi menunggu plasenta yang sudah dibersihkan dan diberi garam (agar tidak bau) mengering serta tali pusar secara alami rontok sekitar 3-10 hari setelah bayi lahir. Kadang-kadang plasenta direndam dalam garam untuk mengawetkannya.
Cara ini diyakini dapat membantu bayi beradaptasi dalam lingkungan baru dan mengurangi kecemasan pemisahan dari rahim. Sama seperti langkah medis yang menunda pemutusan tali pusar hingga beberapa saat, Lotus birth juga menjamin bayi menerima darah dalam jumlah maksimum dari plasenta dan dari ibu hingga setelah ia dilahirkan.
Baca juga: Lotus Birth Bikin Bayi Lebih Tenang dan Tidur Nyenyak
Jika ibu tidak memiliki preferensi untuk melakukan sesuatu terhadap plasenta, maka penyedia layanan kesehatan akan menyimpan plasenta selama beberapa hari dan kemudian membuangnya sebagai limbah medis.
Tentunya boleh-boleh saja Ibu bersalin memiliki ide berbeda dalam memperlakukan plasentanya. Hanya saja, lakukan dengan tetap menjaga norma dan aturan keyakinan yang dianut.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR