4. Mengubahnya Menjadi Karya Seni
Buat sebagian orang, cara ini terasa cukup ekstrem. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan, salah satunya menggunakan plasenta yang masih basah sebagai cetakan kreatif di atas kanvas. Motif abstrak yang dihasilkannya memiliki nilai seni. Ada juga yang dapat melengkapinya dengan warna dari cat untuk membuatnya lebih cerah dan menarik. Orang mengatakan bahwa bentuk plasenta terlihat seperti pohon yang melambangkan kehidupan baru. Karya seni ini dapat dibingkai dan digantung di rumah atau kamar bayi.
5. Dibiarkan bersama bayi hingga terlepas dengan sendirinya
Inilah yang disebut Lotus birth, yaitu tidak memisahkan bayi dari tali pusarnya dengan sengaja tetapi menunggu plasenta yang sudah dibersihkan dan diberi garam (agar tidak bau) mengering serta tali pusar secara alami rontok sekitar 3-10 hari setelah bayi lahir. Kadang-kadang plasenta direndam dalam garam untuk mengawetkannya.
Cara ini diyakini dapat membantu bayi beradaptasi dalam lingkungan baru dan mengurangi kecemasan pemisahan dari rahim. Sama seperti langkah medis yang menunda pemutusan tali pusar hingga beberapa saat, Lotus birth juga menjamin bayi menerima darah dalam jumlah maksimum dari plasenta dan dari ibu hingga setelah ia dilahirkan.
Baca juga: Lotus Birth Bikin Bayi Lebih Tenang dan Tidur Nyenyak
Jika ibu tidak memiliki preferensi untuk melakukan sesuatu terhadap plasenta, maka penyedia layanan kesehatan akan menyimpan plasenta selama beberapa hari dan kemudian membuangnya sebagai limbah medis.
Tentunya boleh-boleh saja Ibu bersalin memiliki ide berbeda dalam memperlakukan plasentanya. Hanya saja, lakukan dengan tetap menjaga norma dan aturan keyakinan yang dianut.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR