Meskipun bayi yang digambarkan pada penelitian tersebut dianggap normal, namun tetap saja merupakan kasus yang luar biasa.
Sebagian besar sumber menyatakan bahwa frekuensi BAB seminggu sekali masih normal.
Jika lebih lama dari itu, Moms perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bayi tidak mengalami gangguan kesehatan.
Bayi yang minum susu formula atau kombinasi antara ASI dan susu formula cenderung BAB lebih jarang dibandingkan bayi ASI.
Baca Juga: Ternyata Sebanyak Ini Frekuensi BAB Bayi 1 Bulan, Perhatikan Juga Warna Kotorannya Ya Moms!
Frekuensi BAB bayi susu formula biasanya tidak berubah selama beberapa bulan awal usia mereka, sementara bayi ASI sepertinya semakin berkurang frekuensi BAB-nya sejak bulan pertama.
Bayi susu formula juga cenderung memiliki BAB lebih keras.
Begitu mereka mengonsumsi MPASI, bayi ASI dan sufor memiliki frekuensi BAB yang sama, namun bayi ASI tidak selalu konsisten.
Ada beberapa penjelasan mengenai perbedaan BAB antara bayi ASI dengan bayi sufor.
ASI lebih muda dicerna sehingga lebih cepat dikeluarkan dengan sedikit ampas.
Bayi ASI lebih sering disusui, yang berarti mengalami stimulasi reflek gastrocolic lebih sering, yang menyebabkan meningkatnya kerja usus besar setelah makan.
ASI mengandung banyak sekali oligosakarida yang tidak dicerna dalam usus bayi yang kecil.
Jenis karbohidrat ini berfungsi sebagai prebiotik, yang masuk ke usus besar untuk difermentasi oleh bakteri usus.
Dalam ASI, oligosakarida ini memengaruhi frekuensi dan konsistensi BAB bayi ASI dengan efek mereka pada mikrobiota (flora normal pada tubuh kita) usus, dengan merangsang motilitas usus dan dengan mengikat air, efek yang sama pada serat makanan.
Mungkin Moms pernah mendengar si kecil bersuara dan mengedan saat mengeluarkan BAB yang lunak.
Source | : | babycenter,mayoclinic |
Penulis | : | Meisy Billem |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR