Nakita.id - Bagi banyak orangtua baru yang tidak pernah mengalami kehidupan bersama bayi yang baru lahir, tentu belum memahami benar gangguan-gangguan kesehatan yang sering dialami si kecil. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kebanyakan orangtua baru terus-menerus khawatir tentang kondisi normal bayi.
Usus yang sehat sangat penting untuk perkembangan bayi yang sehat dan juga kesejahteraannya, sehingga penting untuk terus memantau setiap gejala dan tanda yang terjadi pada perutnya. Berikut adalah 6 alasan bayi memiliki masalah perut:
# 1: Sebenarnya Ini Normal Terjadi Pada Bayi
Seringnya mengalami gangguan kesehatan perut ternyata normal untuk bayi di bawah 3 bulan dan bayi sering merasa gelisah setiap 24 jam. Periode gelisah cenderung mencapai puncaknya sekitar 6 minggu, yang nantinya akan berkurang setelah bayi berusia 2 bulan dan kemudian jarang terjadi di usia sekitar 3 bulan.
Selama periode gelisah bayi akan sering:
Tidak diketahui persis mengapa bayi usia muda memiliki periode gelisah. Ini mungkin ada hubungannya dengan pencernaan yang belum matang atau sistem saraf pusat. Karena bayi cenderung mengelompokkan pakan selama periode tenang, ia mungkin menimbun lemak yang lebih tinggi atau ASI yang mengandung kalori yang lebih tinggi dapat membuat tidur bayi lebih lama.
Selama beberapa minggu pertama, periode gelisah mungkin tidak jelas. Namun, ketika bayi mulai sering terjaga, periode gelisah akan menjadi lebih jelas. Selain itu, untuk sekarang dan kemudian, seluruh perkembangan anak cenderung memiliki apa yang sering disebut sebagai ”wonder weeks”. Definisi sederhana dari proses terjadinya lompatan dalam perkembangan mental anak, yang membuat lebih banyak koneksi di otaknya.
Biasanya ini terjadi setiap beberapa minggu selama 6 bulan pertama atau lebih. Periode gelisah akan bertahan beberapa hari sampai sekitar satu minggu dan menyebabkan bayi lebih mudah marah, terbangun lebih sering di malam hari dan mungkin waktu tidur yang lebih pendek di siang hari.
# 2: Apakah Penyakit Refluks?
Refluks adalah umum dan terjadi pada bayi yang paling sehat. Ini terjadi ketika isi perut naik melalui kerongkongan (tabung yang menghubungkan mulut ke perut) dan kadang-kadang keluar dari mulut. Bayi cenderung mengalami refluks lebih sering dari orang dewasa karena bayi mengkonsumsi ASI yang berbentuk cair, kerongkongan yang berukuran lebih pendek dan waktu yang banyak dihabiskan untuk berbaring.
Sekitar tiga perempat dari bayi mengalami refluks pada bulan pertama. Dalam 2 bulan pertama, sekitar seperempat dari pengalaman bayi mengalami refluks lebih dari empat kali setiap hari. Refluks cenderung dialami secara bertahap untuk mengurangi setengah dari bayi selama bulan kelima. Jika refluks adalah masalah medis, bayi akan menunjukkan gejala sebagai berikut:
# 3: Apakah Intoleransi Laktosa?
Jika bayi memiliki intoleransi laktosa, kemungkinan besar terjadi sesuatu pada perutnya. Laktase (enzim yang mencerna laktosa) berada di ujung lipatan kecil yang melapisi usus. Jika usus teriritasi, ujung lipatan kecil tersebut dapat terganggu dan mengurangi jumlah laktase. Kurangnya laktase diartikan bahwa laktosa tidak tercerna dengan baik dan karenanya intoleransi laktosa sekunder dapat terjadi.
Tujuan intoleransi laktosa sekunder adalah untuk mengetahui apa yang menyebabkan masalah pada usus dan cara memperbaikinya. Tanda-tanda bayi memiliki intoleransi laktosa sekunder meliputi, kotoran menimbulkan busa berwarna hijau berbusa atau teksturnya sangat cair, iritabilitas (waktu tidur pendek dan sering menangis), perut dipenuhi gas.
# 4: Apakah Lactose Overload?
Lactose overload merupakan kondisi kelebihan laktosa yang dapat terjadi pada bayi yang minum terlalu banyak ASI dan juga karena ibu memiliki kelebihan pasokan ASI. Ketika bayi memiliki kelebihan laktosa, sistem pencernaannya sedikit mengalami kesulitan dalam menangani volume ASI yang ia minum. Kelebihan laktosa paling sering terjadi pada bayi yang berusia di bawah 3 bulan.
Kotoran bayi adalah petunjuk terbesar apakah bayi memiliki kelebihan laktosa. Tanda seorang bayi dengan kelebihan laktosa:
# 5: Apakah Akibat dari Tongue Tie?
Istilah tongue tie atau lidah pendek dapat menyebabkan tanda-tanda refluks pada bayi. Ini mungkin karena bayi yang memiliki lidah pendek tidak mampu mempertahankan cara makan yang baik saat makan di payudara atau botol. Hal ini bisa mengakibatkan bayi menelan terlalu banyak udara. Jika terlalu banyak udara sampai ke perut bayi, ini bisa mengakibatkan refluks, perut kembung dan gas.
# 6: Apakah Sensitivitas Makanan?
Sensitivitas makanan adalah istilah yang digunakan untuk menutupi intoleransi makanan dan alergi makanan. Alergi makanan disebabkan oleh reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap makanan yang berpotensi menyebabkan alergi, misalnya protein. Intoleransi makanan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh tetapi ketika seseorang mengalami gangguan perut atau usus ketika makanan dikonsumsi.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda bayi memiliki sensitivitas terhadap makanan:
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR