Nakita.id - Kontrasepsi umumnya digunakan untuk merencanakan kehamilan. Jenisnya beragam, tetapi salah satu yang jarang digunakan orang adalah metode kalender. Sebab, metode ini sama sekali tidak menggunakan alat bantu dalam mencegah kehamilan. Seluruhnya berdasarkan kontrol Ayah dan Ibu dengan menghitung tanggal subur saat berhubungan intim. Esensinya adalah menghitung hari-hari "aman" di mana Ibu tidak mungkin mengalami pembuahan.
Apakah metode kalender efektif dalam mencegah kehamilan? Sebelumnya, kita perlu mengenali dulu cara kerja metode kalender.
Memprediksi jadwal ovulasi
Metode kalender didasarkan pada perhitungan siklus menstruasi. Metode ini hanya cocok untuk orang-orang yang siklus menstruasinya cenderung teratur.
Jika tidak, mustahil untuk memprediksi perkembangannya.
Dasar dari kontrasepsi metode kalender adalah kemungkinan untuk memprediksi hari ovulasi, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk hamil setelah mengalami menstruasi. Ada pun faktor-faktor yang dapat memengaruhi ovulasi adalah:
• Kesehatan perempuan;
• Keseimbangan hormon;
• Nutrisi.
Selain itu, metode ini cukup melelahkan dan membutuhkan catatan harian yang ketat saat terjadinya menstruasi, pengamatan yang ketat pada tubuh dan jadwal yang jelas dengan pengukuran suhu tubuh sebagai dasar.
Meskipun kerap menimbulkan kegagalan dalam mencegah kehamilan, metode kalender memiliki banyak keuntungan dibandingkan metode lain. Bagaimanapun, bagi mayoritas perempuan, metode ini adalah yang paling sesuai. Terutama untuk ibu menyusui atau perempuan dengan masalah kesehatan, yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi lain. Alat-alat kontrasepsi seperti spiral, kondom, topi vagina, dan cara mekanis lainnya, tidak membuat hubungan seks 100 persen aman dan malah dapat mengiritasi organ genital.
Lalu, bisakah hamil begitu selesai menstruasi?
Jika Ibu tidak memerhatikan siklus menstruasinya, dan tidak mengetahui tanda-tandanya, Ibu bisa saja mengalami kehamilan yang tak terduga. Hal ini bisa terjadi selama atau tepat setelah menstruasi selesai. Kapan hamil begitu setelah menstruasi itu mungkin terjadi?
1. Siklus menstruasi terlalu pendek, yaitu kurang dari 21 hari. Dalam hal ini, ovulasi dapat terjadi segera setelah hari terakhir menstruasi.
2. Durasi menstruasi terlalu panjang, lebih dari 7 hari. Ada kemungkinan bahwa di hari-hari terakhir menstruasi telur baru matang dan siap untuk dibuahi.
3. Siklus menstruasi cenderung tidak teratur. Di sini, ovulasi terjadi pada hari yang berbeda, yang praktis tidak mungkin untuk diprediksi.
4. Perdarahan karena kontak paralel yang tidak berhubungan dengan menstruasi, sehingga kehilangan tanggal ovulasi. Hal ini mungkin terjadi selama hubungan seksual berlangsung, akibat adanya berbagai penyakit serviks;
5. Fenomena ovulasi spontan, yaitu ovulasi simultan dari beberapa telur.
Karena itu, jika siklus menstruasi Ibu tidak teratur, sebaiknya tidak bergantung pada KB kalender. Masih ada kemungkinan untuk hamil begitu selesai menstruasi, bahkan jika Ibu telah menghitung segala sesuatunya hingga ke detail terkecil. Namun, kurang efektifnya metode kalender bukan hanya dipicu oleh kondisi tubuh perempuan. Faktanya, sel sperma mempertahankan mobilitas mereka selama beberapa hari, dan akan membuahi sel telur saat ia sudah siap. Jika Ibu tidak berencana untuk memiliki anak, lebih baik menggunakan cara yang lebih dapat diandalkan: pil KB atau kondom.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Meisy Billem |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR