4. Ruam juga bisa menjadi reaksi alergi. Ibu mungkin melihat bintik-bintik merah yang kian banyak, serupa gigitan nyamuk, pada kulit bayi. Sering disebut gatal-gatal, bintik-bintik merah ini memang gatal – dan menggaruknya hanya memperburuk masalah. Menurut Dr Lynn, ruam yang terasa gatal biasanya pertanda bayi memiliki reaksi alergi terhadap makanan tertentu atau gigitan serangga, meskipun kadang-kadang itu juga terjadi tanpa alasan tertentu.
Eksim adalah ruam gatal lain yang dapat dipicu oleh alergi. Kulit bayi mungkin terasa kasar dan kering, bersisik atau mengelupas, kata Dr Lynn. Pada kasus yang parah, kulit bahkan dapat berdarah atau mengeluarkan cairan karena tidak berhenti digaruk.
Penting untuk mencari bantuan tenaga profesional jika bayi mengalami gangguan masalah kulit karena alergi. Mintalah kepada dokter anak untuk tes tusuk kulit jika Ibu menduga bahwa makanan tertentu atau alergen lingkungan, seperti bulu hewan peliharaan menjadi pemicu ruam.
5. Gunakan sabun dan pembersih bebas pewangi. Seperti frekuensi mandinya, Ibu juga harus berhati-hati dengan jenis pembersih yang digunakan untuk membersihkan tubuh bayi. “Sabun Alkaline terlalu agresif untuk kulit bayi, bahan ini mengeringkan kulit bayi, menghilangkan minyak dari permukaan dan mengubah pH kulit,” tutur Dr Ong. Ia menambahkan bahwa mempertahankan pH yang tepat sangat penting sehingga kulit bayi dapat berkembang dan matang dengan benar.
Baca juga : Cara Tepat Merawat Kulit Bayi Baru Lahir Agar Tetap Bersih dan Lembut)
Pilih produk sabun yang bebas pewangi, dan tidak memiliki pewarna tambahan dan bahan kimia lainnya. Hindari produk yang memiliki bahan seperti “phthalates” dan “paraben”. Jika bayi rentan terhadap eksim, pilih pembersih cair dengan menambahkan pelembab.
6. Hindari menggunakan bedak bayi. Partikel-partikel kecil bedak jika terhirup bayi bisa menyebabkan masalah paru-paru, terutama pada bayi prematur atau mereka yang memiliki saluran udara sensitif. Alih-alih menggunakan bedak bayi, seringlah mengganti popok kotor dan membersihkan bagian bawah dengan air atau tisu basah bebas pewangi dan alkohol untuk menghindari ruam popok.
Papar daerah popok terhadap udara sesering mungkin dan lindungi dengan krim. Jangan remehkan ruam di area popok, kata Dr Lynn. Menurut dia, ada beberapa jenis ruam popok dan yang terbaik adalah untuk memeriksakan bayi Ibu ke dokter untuk mengobatinya.
7. Deterjen untuk pakaian bayi bukan keharusan. Gunakan deterjen ringan tanpa menambahkan wewangian, pewarna, paraben dan natrium dodesil sulfat (bahan pembersih sintetis) yang ideal, kata Dr Ong.
(Baca juga : Muncul Jerawat Pada Bayi Baru Lahir, Berbahayakah)
Tetapi menggunakan deterjen biasa dalam jumlah yang lebih kecil untuk mencuci pakaian bayi tentu akan baik-baik saja, kecuali ia memiliki kulit yang sangat sensitif, kata Dr Lynn. Masih khawatir? Periksa reaksi dengan menggunakan tes sederhana: cuci 1-2 pakaiannya menggunakan deterjen biasa.
“Jika kulit bayi Anda baik-baik saja setelah memakai pakaian, maka pemakaian bisa dilanjutkan. Jika ruam terjadi, cobalah untuk menggunakan deterjen yang memiliki jumlah minimal wewangian dan pengawet,” kata Dr Lynn. “Atau, Anda dapat bilas pakaian sebanyak dua kali.”
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR