Nakita.id - Apakah Ibu pernah berada pada posisi ingin menghentikan anak melakukan sesuatu karena tahu semua akan berakhir dengan air mata? Sebenarnya itu adalah naluri alami orangtua. Ada garis tipis antara membimbing anak-anak ke arah yang benar, atau menjadi terlalu melindungi atau mengatur mereka. Padahal anak-anak perlu dibiarkan mengeksplorasi lingkungan dengan cara mereka sendiri, yang juga berarti membiarkan mereka melakukan kesalahan.
Dengan banyak melakukan kesalahan saat bermain, anak-anak akan mendapatkan pelajaran berharga. Bermain adalah waktu bagi mereka untuk mengeksplorasi dan bereksperimen karena mereka belajar tentang dunia di sekitar mereka dalam lingkungan yang aman dan nyaman.
Tentu saja, membutuhkan banyak waktu bagi anak-anak untuk memahami sesuatu saat melakukan kesalahan. Mereka tidak akan segera tahu jika balok persegi tidak akan masuk ke dalam lubang melingkar, atau siapa yang tidak berbagi mainan akan mengganggu orang lain, dan mungkin menyebabkan mereka mengamuk. Kitalah yang harus menunjukkan kepada mereka bagaimana mencocokkan bentuk dengan sempurna, dan kapan waktu yang tepat untuk ikut bermain.
Sebuah studi terbaru dari Dr. Elizabeth Bonawitz, pengajar di Departemen Psikologi di Rutgers, The State University of New Jersey, menunjukkan bahwa belajar secara mandiri lebih bermanfaat bagi anak-anak daripada selalu memberikan instruksi pada anak. Atau dengan kata lain, orangtua hanya menunjukkan apa yang harus dilakukan anak.
Sebagai bagian dari studi ini, sekelompok anak diberi mainan baru. Anak-anak yang ditinggalkan untuk mencari tahu bagaimana menggunakan mainan sendiri, jauh lebih terlibat dalam permainan daripada mereka yang telah ditunjukkan apa yang harus dilakukan. Anak-anak yang ditinggalkan sendirian setelah menerima mainan baru juga bermain lebih lama, bahkan menemukan cara-cara alternatif untuk bermain.
Saat kita menunjukkan anak-anak cara melakukan sesuatu, mungkin hal itu tampak membantu dan mendidik, namun yang terjadi malah sebaliknya. Dengan menyodori mereka jawaban, kita berisiko membatasi kapasitas mereka berpikir mandiri dan kreatif. Mendorong anak-anak terlibat dalam bermain pura-pura, mencoba hal-hal baru dan bereksperimen dengan mainan, adalah cara terbaik untuk mendorong kemandirian sejak usia dini. Elizabeth bukan menyarankan Ibu untuk tidak membantu anak-anak, hanya berhati-hati untuk tidak terlalu mengatur mereka.
Orangtua dan guru adalah pijakan yang penting bagi pembelajaran anak, tetapi kita harus membiarkan anak menemukan jawaban sendiri. Lakukan hal sederhana seperti menyediakan banyak kesempatan bagi anak untuk terlibat dalam permainan yang tidak terstruktur dan mandiri. Pastikan juga mereka tidak terlalu terstimulasi dengan mainan yang terlalu banyak.
Begitu anak-anak mampu, biarkan mereka melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri. Termasuk, misalnya, memilih pakaian yang tidak serasi atau membuat roti isi dengan isi yang aneh. Biarkan mereka mencoba untuk diri mereka sendiri, biarkan mereka gagal dan kemudian membiarkan mereka mencoba lagi.
Membesarkan anak yang mandiri merupakan tantangan bagi setiap orangtua karena itu berarti harus membebaskan mereka berupaya sendiri. Anak-anak membutuhkan ruang untuk bertumbuh, jadi kita harus menahan diri untuk terlalu melindungi mereka. Sebaliknya kita menyediakan dasar yang kuat sehingga mereka dapat melakukan dengan cara mereka sendiri. Dengan demikian, ketika melihat anak-anak melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, Ibu akan bangga.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Meisy Billem |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR