6. Libatkan anak saat menyiapkan makanan sehat
Gagasan membawa anak ke dapur untuk mengetahui apa saja yang akan dikonsumsinya menjadi salah satu hal penting untuk membuat anak paham tentang nutrisi. Tetapi kegiatan itu juga harus diikuti dengan kebiasaan menyantap makanan bersama.
Dalam sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan pada November 2014 lalu, terungkap bahwa kehangatan dan kebersamaan yang tercipta pada saat makan bersama ternyata secara signifikan berkaitan dengan resiko kelebihan berat badan atau obesitas pada anak.
7. Jangan ragu bersikap seperti bos terhadap anak
Beberapa orangtua memang merasa tidak nyaman jika harus memaksa anak makan makanan yang dianggap sehat. Namun orangtua Jepang berhasil menerapkan kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat karena menggunakan pendekatan otoritatif pada anak, dan bukan pendekatan otoriter.
Pola asuh yang menunjukkan kewibawaan pertama kali dipelopori pada awal tahun 1960 oleh psikolog Diana Baumrind. Dengan pola asuh ini anak diharapkan dapat mengikuti ajaran Ibu dan mengerti kedisiplinan dalam hal makan ataupun beraktivitas.
"Model disiplin yang otoritatif ditandai dengan penggunaan kontrol yang tegas, diterapkan secara berkesambungan, dan dibenarkan dengan penjelasan rasional. Berbeda dengan tindakan otoriter yang meminta anak menurut hanya dengan alasan Ibu adalah orangtua mereka," ujarnya.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Megiza |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR