Nakita.id - Banyak orangtua melarang anak penderita asma melakukan aktivitas fisik, apalagi olahraga. Namun, dengan semakin tingginya angka penderita obesitas di kalangan anak sekarang ini, aktivitas olahraga merupakan salah satu "resep" yang diberikan oleh para ahli untuk menjaga berat badan anak.
"Para dokter kini merekomendasikan anak untuk rajin berolahraga, termasuk anak-anak yang menderita asma," kata Dr. Tod Olin, Ahli Paru-paru Anak dari National Jewish Health, Denver, Amerika Serikat.
Memang, anjuran ini bisa dilematis bagi banyak keluarga. Di satu sisi, Ibu ingin si kecil rajin melakukan aktivitas fisik agar bisa tumbuh sehat. Namun, begitu serangan asma datang, tiba-tiba Ibu pun ragu untuk terus memperbolehkan si kecil bermain di luar. Apalagi untuk melakukan kegiatan olahraga.
"Sebenarnya, anak-anak penderita asma tetap dapat berolahraga. Hanya saja, Ibu perlu cermat memilih jenis olahraganya," kata Olin. Ia pun merekomendasikan jenis olahraga kardio yang tidak terlalu berat, sehingga bisa dilakukan oleh anak penderita asma. "Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang disarankan, khususnya berenang yang dilakukan di kolam renang dalam ruangan (indoor)," kata Olin.
Alasannya, kelembaban udara di kolam renang dalam ruangan cenderung lebih kondusif terhadap penderita asma, sehingga risiko anak terkena serangan saat berenang lebih rendah.
" Bila anak berada di lingkungan dengan kelembaban yang baik, saluran pernapasannya pun dapat terhindar dari kekeringan. Serangan asma pun dapat dicegah," jelas Olin.
Bila setelah mencoba berenang anak ternyata tertarik untuk lebih banyak berolahraga, jangan cegah keinginannya, Bu! Lebih baik, dampingi dia dalam setiap aktivitas fisik yang dijalani dan pastikan ia dalam kondisi sehat saat akan berolahraga.
"Ibu bisa membawakan inhaler saat anak akan berolahraga. Mintalah si kecil menggunakan inhaler sekitar 15 menit sebelum mulai berolahraga. Tapi, kalau sejauh ini asma anak terkendali dengan baik dan jarang mengalami serangan, tidak ada alasan untuk melarangnya berolahraga," kata Olin lagi.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR