Nakita.id - Memberikan makan padat pada anak usia batita adalah sebuah perjuangan bagi para Ibu. Kita memulai awal transisi yang bagus dari hanya ASI ke bubur buah, bubur sayuran, dan bahkan bubur daging ketika ia berusia 6 bulan. Tapi, lebih dari setahun kemudian, ia tidak membuat lompatan yang besar dari bubur ke makanan padat.
Di usia ini pula, anak masih menolak jika harus makan dengan sendoknya sendiri di meja makan. Untuk itu memberikan makanan dengan tekstur lembut secara konsisten membuat makanan ini mudah dimakan dan dicerna. Natalia Stasenko MS, RD, CDN, dari Tribeca Nutrition mengatakan, "Pertumbuhan anak melambat setelah 12 bulan, jadi anak tidak membutuhkan banyak kalori. Jadi, duduk untuk makan bukanlah prioritasnya."
Berikut enam cara bagaimana orang tua bisa membuat anaknya yang rewel untuk duduk diam dan benar-benar mengonsumsi makanan padat:
(Baca juga : Cara Alami Agar Anak Mau Makan Banyak dan Sehat)
1.Tetap Mengecek Ekspektasi
Natalia merekomendasi para orang tua untuk mengingat aturan praktis ini: Batita harus mengkonsumsi satu sendok makanan per tahun usia. Misalnya, untuk anak usia 2 tahun, berarti dua sendok makan ayam, 2 sendok makan nasi dan 2 sendok makan brokoli pada makan malam.
Jika ini tidak terdengar mirip batita Ibu, jangan khawatir. Anak-anak sering tidak makan dengan cara seimbang seperti itu dan sering berpegangan hanya pada satu atau dua kelompok makanan setiap kali makan. "Kadang-kadang, anak hanya akan menjilat dan menggigit makanan. Di lain waktu ia akan mengejutkan Anda dengan jumlah makanan yang bisa ia makan," kata Natalia.
Dr. Dina DiMaggio, seorang dokter anak dan salah satu penulis The Pediatrician's Guide to Feeding Babies and Toddlers setuju. Ia mencatat bahwa anak berusia 1-2 tahun harus makan 900-1.000 kalori per hari, sementara anak usia 2 sampai 3 tahun harus mengkonsumsi sekitar 1.000-1.400 kalori per hari. Pastikan bahwa anak makan dengan baik selama sekitar seminggu atau lebih.
(Baca juga : Anak Susah Makan Sayur. Trik Ini Bikin Anak Enggak Bisa Ngeles Lagi)
2. Tunggu waktu yang tepat
Penting untuk memastikan anak benar-benar lapar dan siap untuk duduk dan diberi makan. Jika tidak, waktu makan akan menjadi perjuangan yang bikin frustrasi. Natalia menyarankan untuk memisahkan jadwal kudapan dan makan utama selama 2-3 jam dan hanya memberi air minum di sela-selanya. Jangan diberi susu. Jika anak Ibu berlari seharian dan minum susu jika haus, maka ia tak pernah punya kesempatan untuk merasa lapar.
Anggap susu sebagai makanan, bukan sebagai minuman. ketahuilah bahwa batita hanya membutuhkan 2-3 porsi susu per hari. Dan jika anak tampaknya penuh dengan energi, biarkan anak menghabiskan waktu untuk berlari-lari, melompat, memanjat, bergulat, dan apa pun yang bisa ia lakukan sehingga nantinya anak akan lapar dan kelelahan sehingga, anak dengan mudah makan sambil duduk manis.
3. Tekankan pada semangat kemandirian anak
Anak mendambakan kemandirian pada usia ini. Gunakan itu untuk keuntungan Ibu pada waktu makan dengan meminta bantuannya dalam memilih bahan-bahan makan malam di supermarket atau toko bahan makanan. Selain itu, biarkan anak membantu menyiapkan makan malam di dapur. Dina menyarankan untuk membuat menu makanan yang penuh warna-warni dan pilih sayuran merah seperti paprika dan makanan penutup berwarna merah yang sehat seperti semangka.
4. Campurkan makanan favorit dengan makanan yang baru
(Baca juga : Anak Sulit Makan. Ini Solusinya)
Usahakan selalu menyajikan makanan favorit anak di piringnya, apalagi di samping makanan yang baru. Ini bekerja sangat baik jika anak malu mencoba hal baru, kata Dina. Tambahan saus-saus rasa yang sehat juga bisa mendorong si pemakan lamban atau mudah terganggu. Dina menyarankan untuk memberikan anak saus apel tanpa pemanis, yogurt, hummus, jus buah, dan saus tomat buatan sendiri. Meriahkan pula tampilan di piring anak, seperti menggunakan pemotong kue untuk membuat bentuk yang menyenangkan atau menyiapkan makanan dalam porsi berukuran kecil yang menggemaskan.
5. Atur ritual makan malam bersama di meja makan
Ciptakan sedikit ritual pada saat batita bermain dan saat makan. Natalia merekomendasikan mencuci tangan dan nyanyian pendek, doa, atau apapun yang sesuai dilakukan di keluarga Ibu. Letakkan anak di kursi tinggi yang nyaman. Dan jangan lupa untuk menyingkirkan smartphone, tablet dan televisi. Menjadi contoh dan teladan dengan duduk di meja dengan anak bisa memudahkan anak untuk mengikuti perilaku orang tua, yang juga diharapkan oleh Ayah dan Ibu.
(Baca juga : Begini Cara Agar Anak Mau Makan Makanan Bergizi dengan Sukarela)
6. Jadilah konsisten dan fleksibel
Konsistenlah dalam menjadwalkan waktu makan dan waktu makanan ringan yang seimbang dengan makanan sehat yang baru dan makanan favorit, kemudian biarkan anak memutuskan apa dan berapa banyak ia ingin makan. Menekan anak-anak untuk makan lebih banyak kemungkinan akan menjadi bumerang, jadi fokuslah untuk tetap melakukan rutinitas dan bersikap terus-menerus dengan sajian menu makanan sehari-hari. "Pemilih makan hanya fase, jadi hanya bertahan sebentar, itu akan berlalu," Dina meyakinkan. Jangan buat anak stres karena kebiasaan makan, ketahuilah bahwa nafsu makan anak yang tidak konsisten adalah normal.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR