Nakita.id - Si batita tidak bisa lepas dari botol susunya meski sudah berusia lewat dari 2 tahun? Jangan khawatir, hal ini umum terjadi. Bahkan, menurut National Health Interview Survey di Amerika Serikat, sekitar 20% anak berusia 2 tahun dan 9% anak usia 3 tahun masih lekat dengan botol susunya.
Banyak dokter anak berkata, anak-anak sebaiknya sudah mulai disapih menjelang usia 2 tahun. Namun, mengajak si batita beralih dari botol susu ke gelas biasa tentu bukan pekerjaan mudah. Sebagian orangtua mencoba jalan tengah dengan memperkenalkan gelas isap atau sippy cup, atau training cup sebagai transisi. Ini adalah ide yang bagus, sebab menurut Jennifer Shu, MD, editor dari buku American Academy of Pediatrics' Baby and Child Health, membiarkan anak terlalu lama menggunakan botol susu bisa berdampak buruk bagi kesehatannya.
"Menggunakan botol susu pagi hingga malam bisa membuat gigi si kecil mudah berlubang," kata Shu.
Lalu, bagaimana supaya si kecil bisa berhenti minum dari botol susu? Coba lakukan tips berikut ini agar anak beralih dari botol susu ke gelas isap:
1. Pastikan waktunya tepat
Carilah waktu ketika tidak ada aktivitas atau acara yang bisa membuat si batita stres, misalnya pindah rumah atau kelahiran adik. Perubahan seperti ini bisa membuat si batita mudah merasa tidak aman dan cenderung ingin berpegang pada hal-hal yang dikenalnya, seperti rutinitas keluarga atau barang-barang tertentu -termasuk botol susunya.
"Beri jeda waktu sekitar 30 hari sebelum peristiwa besar itu terjadi, sehingga si kecil punya waktu untuk menyesuaikan diri dengan gelas barunya," kata Mark L. Brenner, PhD, penulis buku Pacifiers, Blankets, Bottles, and Thumbs: What Every Parent Should Know About Starting and Stopping.
2. Bicarakan masalah ini dengan si batita
Bila Ibu sudah pernah memperkenalkan anak dengan gelas isap sebelum usia 1 tahun, mungkin proses transisi ini akan lebih mudah, kata Shu. Namun, jika hal ini baru akan dilakukan saat si kecil memasuki usia 2 tahun, Shu menganjurkan Ibu melakukannya secara perlahan. "Tiga hari sebelum transisi dimulai, perlihatkan gelas itu pada si kecil dan jelaskan bahwa tak lama lagi ia akan belajar minum susu dari gelas itu," kata Brenner.
3. Satu demi satu
Jangan langsung hilangkan aktivitas minum dari botol sepenuhnya dari kesehariannya. Hilangkan satu per satu, misalnya dengan membiasakannya minum susu di siang hari dengan gelas, tapi ia masih boleh minum dari botol di pagi dan malam hari. Bila dilakukan di siang hari, anak biasanya lebih tanggap dan terbuka akan hal-hal baru. Jika ia merengek minta botol susu di siang hari, katakan ia boleh minum dari botol saat malam hari. Perlahan-lahan, hilangkan rutinitas minum susu pagi dari botol.
"Rutinitas minum susu malam sebaiknya yang dihilangkan terakhir, karena si kecil mungkin sudah sangat lengket dengan botol tersebut, sehingga telah menjadi ritual sebelum tidurnya," kata Shu. Jadi, tetap lakukan ritual ini tapi sebelumnya Ibu bisa berikan si batita makanan kecil atau segelas susu sebelum ia tidur.
4. Jadikan gelasnya objek menarik
Jangan hanya untuk minum susu, Ibu juga bisa menjadikan gelas barunya ini untuk minum air putih atau jus. "Jika ada pilihan antara minum susu atau jus dengan gelas, dan minum air putih dengan botol favoritnya, biasanya anak akan memilih gelas," kata Shu.
5. Jangan bohongi si kecil
Mungkin Ibu akan tergoda untuk diam-diam mengumpulkan semua botol milik si kecil di tengah malam dan membuangnya. Tapi, melakukan hal seperti ini hanya akan membuat anak penasaran apa yang terjadi pada botol tersebut. "Lebih baik libatkan si kecil," kata Brenner. "Ajak dia mengumpulkan semua botolnya dan membawanya ke tempat sampah. Jadi ketika ia bertanya di mana botolnya, Ibu bisa mengingatkan bahwa ia telah membantu Ibu membuang botol tersebut." Tindakan ini akan membuat si batita merasa memiliki kendali akan apa yang telah dilakukan.
Wicked Siap Menghiasi Layar Lebar Indonesia, Sebuah Adaptasi Sinematik dari Kisah Ikonik The Wizard of Oz
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR