Nakita.id - Pemberian ASI eksklusif telah menjadi anjuran dari semua lembaga kesehatan di dunia, termasuk di negeri kita sendiri. Standar yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO ini merekomendasikan para ibu untuk menyusui bayinya setidaknya selama 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, Ibu dapat memberikan makanan pendamping ASI sambil terus menyusui hingga berusia 1 tahun.
Sayangnya, tidak semua Ibu bisa menyusui bayinya dan memberikan susu formula sebagai pengganti ASI. Padahal, keputusan untuk tidak menyusui bayi bisa meningkatkan risikonya mengalami berbagai infeksi dan gangguan lainnya (baca juga: Mencampur ASI dan Susu Formula dalam Satu Botol, Boleh Nggak Sih?).
Yang juga mencemaskan, menggantikan ASI dengan susu formula bisa meningkatkan risiko anak kegemukan dan mengalami obesitas. Kenapa bisa begitu? Empat penyebab susu formula tingkatkan risiko obesitas ini perlu Ibu ketahui:
1. Bayi tidak punya kendali dalam mengisap
Bila mendapatkan ASI, biasanya bayi akan berhenti mengisap ketika sudah kenyang. Namun, saat mendapatkan susu pengganti melalui botol, bayi tidak terbiasa mengendalikan berapa banyak susu yang diinginkannya.
Ketika dot botol susu sudah masuk ke mulutnya, bayi akan mendapatkan stimulasi untuk terus mengisap susu dari botol tanpa memedulikan apakah ia sebenarnya masih membutuhkannya atau tidak. Selain itu, aliran susu dari botol umumnya lebih cepat dibandingkan dari payudara Ibu (baca juga: Beda Bayi yang Minum Susu dari Botol dan yang Menetek pada Ibu).
2. Susu formula tidak mengandung leptin
Leptin adalah hormon yang membantu mengatur asupan makanan ke dalam tubuh. Hormon ini terdapat dalam ASI namun tidak ada di dalam susu formula. Kurangnya hormon leptin dalam susu formula bisa menurunkan kemampuan bayi dalam mengatur asupan susu yang dibutuhkannya sendiri.
3. Susu formula mengandung lebih banyak protein
Tingginya kandungan protein dalam susu formula melebihi yang ada dalam ASI. Inilah yang membuat bayi yang mendapat susu formula cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan bayi ASI (baca juga: Hindari Memberikan Susu dalam Botol Besar untuk Bayi).
Pertumbuhan yang terlalu cepat saat bayi bisa meningkatkan risiko anak mengalami kegemukan dan obesitas saat besar. Jika bayi Ibu terpaksa harus mengonsumsi susu formula, lembaga National Health and Medical Research Council di Australia merekomendasikan agar Ibu memilih susu formula yang memiliki kandungan rendah protein.
4. Bayi didorong untuk menghabiskan susu dalam botol
Saat membeli susu formula dalam kaleng, biasanya Ibu akan merujuk pada petunjuk pembuatan yang ada di label kemasan. Mulai dari berapa banyak susu yang harus diberikan dan seberapa sering pemberian yang dianjurkan, sesuai dengan usia bayi.
Petunjuk ini akan mendorong para orangtua untuk mematuhinya, dengan cara "memaksa" bayi menghabiskan susu yang di botol. Padahal, belum tentu bayi memerlukan sebanyak itu (baca juga: Bayi Menolak Menyusu ASI dari Botol? Ini yang Perlu Mama Lakukan).
Jadi, sudah tahu kan, mengapa susu formula bisa memicu kegemukan pada bayi?
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR