Tabloid-Nakita.com - Bentuk alergi yang paling sering muncul pada usia bayi adalah alergi terhadap susu mengingat makanan utama yang dikonsumsi bayi hanyalah susu. Bila bayi alergi susu formula berarti ia alergi terhadap susu formula yang mengandung protein susu sapi ini kondisi dimana bayi memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi, sehingga muncullah gejala-gejala sebagai reaksi alergi.
Jumlah bayi yang menderita alergi terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi diperkirakan sekitar 1-7%. Padahal, sekitar 80% susu formula bayi yang beredar di pasaran menggunakan susu sapi sebagai bahan dasar. Solusinya bila bayi alergi susu formula, berikan susu kedelai. Sayangnya, mereka yang alergi terhadap susu sapi tak bisa dipastikan tidak alergi terhadap susu kedelai mengingat kacang kedelai pun merupakan salah satu alergen. Dalam situasi seperti ini, solusi yang paling memungkinkan untuk diupayakan adalah pemberian susu hipoalergi. Dalam proses pembuatannya menggunakan hidrolisis, kandungan zat tertentu yang menjadi pencetus alergi dalam susu formula ini ditekan serendah mungkin. Meski kasusnya sangat jarang, ada juga bayi-bayi yang alergi terhadap ASI. Gejalanya, setiap kali disusui si bayi pasti muntah.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 6 bulan pun pada dasarnya tak tertutup kemungkinan terkena gangguan alergi. Pasalnya, makanan yang dikonsumsi ibunya berpotensi menimbulkan gangguan alergi. Itulah mengapa, para ibu menyusui sebaiknya menjaga asupan makanannya agar si kecil tidak terkena imbas yang merugikan. Di antaranya ikan laut, udang dan kerang, atau kacang tanah, dan keju.
Sementara pada bayi yang mulai mendapat makanan tambahan sebagai pendamping ASI di usia 4-6 bulan, peluang terkena alergi akan lebih besar dibanding bayi yang masih ASI eksklusif. Jenis bahan makanan yang sering dikeluhkan sebagai penyebab alergi antara lain keju, tomat, ayam, telur, dan ikan laut seperti teri yang kadang ditambahkan dalam makanan pendamping ASI.
Terhadap peluang masuknya alergen ke dalam tubuh, secara mekanik semestinya mukosa usus dan gerakan peristaltik bekerja secara terintegrasi sebagai pelindung. Disamping itu, secara kimiawi pun asam lambung dan enzim pencernaan akan menghancurkan alergen yang telanjur masuk ke dalam tubuh. Namun perlu diingat, sistem pencernaan maupun sistem kekebalan tubuh bayi masih sedemikian lemah. Kondisi inilah yang memungkinkan alergen, virus, dan bakteri masuk dengan mudah ke dalam tubuh si kecil. Dengan bertambahnya usia, kerja saluran cerna dan sistem kekebalan tubuh akan semakin matang dan membaik.
Sudah terangkan apa yang dapat Mama lakukan bila bayi alergi susu formula?
KOMENTAR