nakita.id- Pada saat bayi menyusu yang masuk ke mulutnya tidak hanya susu, kadang juga ada udara yang masuk sampai ke lambungnya. Pada usia bayi yang baru lahir mekanisme proses menahan makanan atau minuman pada pencernaannya belum sempurna dan masih butuh penyesuaian. Bila posisi bayi saat menyusu tidak benar, udara bisa ikut tertelan sampai ke saluran pencernaannya.
GAS DI PERUT PERLU DIKELUARKAN
Mengapa bayi disarankan disendawakan? Dokter Pulung Silalahi SpA., Spesialis Anak di RSIA Budhi Jaya, Tebet – Jakarta Selatan menjelaskan, “Kadang-kadang saat bayi menyusu atau minum posisinya saat menyusu tidak tepat, terutama posisi mulut masuk ke puting, sehingga ada volume udara yang ikut tertelan bersama susu. Udara yang tertelan itu terus masuk ke lambung, sehingga banyak gas dan menyebabkan kembung pada perut bayi. Bila terjadi demikian, bayi perlu disendawakan agar perutnya tidak begah. Gas yang di lambung perlu dikeluarkan. Kalau dia begah, nanti bisa rewel karena merasa tidak nyaman. Inilah yang disebut kolik. Lalu, kalau tidak disendawakan, selanjutnya ia akan malas atau menolak disusui lagi karena merasa perutnya masih penuh disebabkan masih ada gas di lambungnya. “Sebaiknya disendawakan agar pada saat menyusu berikutnya ia tidak terganggu.”
MENCEGAH GUMOH
Bisa dipastikan, setelah bersendawa, bayi tidak lagi gelisah karena lambungnya tidak tegang (gas sudah keluar). Mama juga senang karena acara minum menyusu berikutnya bayi terlihat nyaman dan sumringah. Tapi perlu diingat, gas yang keluar lewat sendawa adalah gas yang ada di lambung. Bila gas sudah sampai usus akan keluar lewat kentut atau flatus (buang angin). “Gas yang sudah sampai usus akan susah dikeluarkan dengan cara sendawa. Enaknya, kalau sudah di usus juga jarang membuat anak rewel karena perutnya tidak begah. Biasanya bayi akan kentut dengan sendirinya karena metabolisme tubuh bayi yang normal juga sudah berjalan dengan baik.”
Selain mencegah udara berkumpul di lambung, sendawa juga dapat mencegah bayi agar tidak gumoh. Gumoh adalah ASI/cairan yang keluar dari mulut bayi karena ada tekanan di lambung. Ini karena posisi lambung bayi belum sempurna atau masih datar. Sehingga bila kekenyangan sedikit, gumoh bisa keluar. Tapi dengan disendawakan, tekanan bisa dikurangi sehingga ASI yang masuk tidak keluar lagi (gumoh).
Pulung menganjurkan, jika bayi sudah terlanjur gumoh, jangan langsung disusui, Ibu bisa tenangkan dulu lambung si kecil. Biarkan dulu sekitar setengah jam, baru disusui kembali. Pada bayi biasanya pengosongan lambung sekitar 2-3 jam. Jika ia masih kenyang lalu langsung disusui, bisa keluar gumoh lagi.
KAPAN DAN BERAPA LAMA?
Mungkin ada sebagian ibu yang menganggap, bahwa sendawa adalah tanda sudah kenyang. “Sendawa bukan tanda kenyang, sendawa terjadi karena ada gas di lambung. Tanda bayi bersendawa ada suaranya, atau ada kentut. Bila ibunya tidak mendengar suara sendawa si bayi, perhatikan saja apakah anaknya nyaman-nyaman saja tidak rewel, tidak gelisah, disusui kembali dia mau menyusu, itu tidak masalah. Tapi alangkah baiknya bila setiap kali habis menyusu, bayi disendawakan,” saran Pulung.
Kalaupun tidak keluar bunyi tanda sendawa, tidak apa-apa. Mama tak perlu khawatir. Itu tandanya tidak ada gas dalam lambungnya. “Jangan dipaksakan terus sampai mengeluarkan bunyi sendawa. Bisa jadi kalau pun ada gas, masih posisi di bawah belum berputar ke atas. Biarkan saja, nanti akan sendawa dengan sendirinya. Atau, bisa keluar dengan cara kentut. Selama anak tidak rewel dan merasa nyaman, tak perlu khawatir,” jamin Pulung.
POSISI SENDAWA
Posisi bayi bersendawa yang umum adalah diberdirikan, menyandar di dada ibunya hingga leher bayi melewati bahu ibu, lalu punggungnya ditepuk-tepuk. Tapi sebenarnya tidak ada posisi khusus. Yang perlu Ibu perhatikan, adalah bagaimana kemampuan fisik bayi. Sesuaikanlah dengan perkembangan motorik dan fisiknya bayi. Kalau bayi belum bisa duduk, tentunya diatur posisinya yang nyaman dan aman buat bayi agar tidak membahayakan kepalanya. Secara umum bila Ibu ingin menyendawakan bayi paling tidak dua cara, ditengkurapkan dan diletakkan di pundak sambil ditepuk-tepuk. Kalau sudah bisa duduk, bisa sambil didudukkan. (*)
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Sri Haryati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR