Nakita.id - Kecerdasan emosional adalah istilah pengasuhan yang paling mudah karena suatu alasan: saat orangtua mengajari anak-anak untuk peduli tentang bagaimana perasaan orang lain, orangtua mengajarinya untuk menjadi manusia sejati dan baik. Dan jika orangtua tidak mengajarkan empati, anak tidak akan bisa mengembangkan bagian otak yang membuatnya peduli dengan orang lain. Inilah beberapa langkah mudah yang sekiranya dapat membantu Ibu.
Biarkan Anak Berlatih Musik dalam Kelompok
Pelajaran piano solo memang sangat menyenangkan. Tapi ketika anak-anak bermain musik dalam sebuah kelompok, ini mengajarkan mereka lebih berempati.
Bermain musik bersama anak-anak lain memungkinkan anak melatih banyak kemahiran yang mengajarkan mereka cara untuk memahami orang lain. Sebagai contoh, mereka harus mengenali emosi lagu dan menirunya. Anak juga harus memperhatikan ritme masing-masing, melakukan sinkronisasi dan intuisi di mana pemain lain sedang memainkan melodi mereka. Anak juga cenderung membangun rasa percaya pada orang-orang di sekitarnya. Jadi bermain musik tidak hanya membuat anak lebih pintar, tapi juga membuat orang lebih baik.
(Baca juga : Kecerdasan Emosional Ditentukan oleh Perilaku Orangtua)
Buatlah Beberapa Ekspresi Wajah yang Konyol
Satu cara penting untuk mengajarkan anak-anak lebih berempati adalah mendiskusikan emosi. Ketika Ibu menonton film, atau ketika Ibu membantu anak menghadapi masalah hidup yang nyata, bicara tentang bagaimana membantu mereka menghubungkan antara tindakan dan emosi, sekaligus membantu mereka memahami bagaimana hal-hal yang mereka lakukan mempengaruhi perasaan orang.
Ini semua bisa lebih efektif jika Ibu membuat wajah konyol. Saat seseorang membuat ekspresi wajah, itu memicu emosi sebenarnya di otak. Jadi, jika Ibu hanya bersikap bodoh, menghilangkan wajah yang sedang cemberut yang sebenarnya membuat Ibu merasa sedih, ini akan membantu Ibu berempati dengan emosi sebenarnya. Mintalah anak untuk menunjukkan perasaan yang sedang Ibu bicarakan.
(Baca juga : Ini lo Caranya Agar Anak Cerdas Emosi)
Berdiskusi Dalam Kelas
Seperti sekolah-sekolah Denmark, ada yang disebut dengan "The Class's Hour", di mana selama satu jam, sebuah kelas mempersilakan muridnya duduk untuk membicarakan masalah yang tengah mereka hadapi dan mencoba menemukan solusinya.
Para guru biasanya memulai sesuatu dengan mengomentari apa yang mereka sadari. Kemudian mereka membuka tempat untuk anak-anak, untuk berbicara tentang apa yang mereka semua rasakan. Kemudian dilakukan pertukaran ide-ide tentang bagaimana memecahkan masalah dan bekerja sama. Anak-anak mengambil peran terbesar dalam pemecahan masalah. Jika tidak ada masalah, mereka hanya menghabiskan waktu untuk menyesuaikan diri bersama-sama.
Mungkin sekolah umum di negara lain tidak akan mengadopsi ide ini dalam waktu dekat, tapi tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak melakukannya di rumah. Gunakan peran guru dan mulailah percakapan keluarga tentang apa yang sedang terjadi. Curahkan cara untuk saling memperlakukan satu sama lain dengan lebih baik. Mintalah agar anak memulai pembicaraan atau diskusi tentang masalah atau hal lain dengan sesering mungkin.
(Baca juga : Begini Stimulasi Sederhana Mencerdaskan untuk Janin)
Cobalah Beberapa Pelatihan Emosi
Saat anak-anak bertindak buruk, jangan hanya menakut-nakutinya agar bisa menjadi baik. Jika Ibu melakukannya, anak hanya akan baik saat Ibu sedang bersamanya. Sebagai gantinya, cobalah sesuatu yang disebut pembinaan emosi yang merupakan salah satu cara paling efektif untuk memperbaiki perilaku anak.
Bila anak melakukan sesuatu yang buruk, jangan panik. Sebagai gantinya, mintalah ia untuk mengakui emosi sebagai sumber perilakunya dan bantulah anak mendefiniskan perasaannya. Setelah itu, Ibu bisa memberitahukan perilaku anak yang tidak dapat diterima dan membuat batas-batas terkait dengan perilaku yang boleh dilakukan.
Kemudian, saat anak sudah tenang, bicarakan alasannya merasa emosional. Apa yang membuatnya marah? Mungkin itu sesuatu yang konyol, tapi di dunianya, ini adalah masalah besar. Biarkan anak merasa bahwa perasaannya adalah yang paling benar, lalu bicarakan bagaimana ia bisa mengatasinya lebih baik di lain waktu.
Karena ketika Ibu berbicara tentang emosi dan bagaimana menanganinya, Ibu melakukan lebih dari sekadar membesarkan anak yang penakut menjadi buruk. Ibu membesarkan seorang anak yang akan membuat pilihan yang lebih baik dengan memahami emosinya sendiri dan juga orang lain.
(Baca juga : Emosi Anak yang Stabil Bisa Dilatih dengan Cara Ini)
Biarkan Anak Masuk ke Dunia Imajinasinya
Para peneliti mengumpulkan 34 anak untuk membaca cerita tentang Harry Potter. Ketika seseorang membaca sebuah buku yang menyajikan karakter kompleks dan beragam, pikirannya dipahami berdasarkan isyarat fisik, pembaca masuk ke dalam pikiran karakter tersebut. Anak keluar dari pengalaman dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana orang lain berpikir.
Dengan kata lain, membaca buku baik untuk membuat anak lebih berempati. Tapi hanya untuk buku yang dianggap bagus saja. Periset mencoba hal yang sama dengan buku-buku petualangan lain dan anak-anak tidak mendapatkan apa-apa darinya. Jadi penting untuk tahu buku-buku apa saja yang bagus untuk meningkatkan daya imajinasi anak serta kecerdasan emosionalnya.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR