Nakita.id - Untuk mengatasi penyakit atau gangguan yang dialami anak, dokter kadang memberikan obat lewat suntikan. Demikian juga saat si kecil mendapatkan vaksinasi. Nah, bicara jarum suntik, banyak anak yang takut dengan benda tersebut. Tidak usah heran, saat atau usai divaksinasi, anak akan menangis. Sayangnya, saat orangtua harus memvaksin anak lagi, si kecil menjadi sangat ketakutan demi melihat jarum suntik.
Tapi, kalau mau jujur. Sebenarnya tidak hanya anak-anak yang takut dengan jarum suntik, tapi juga orang dewasa. Ngaku aja deh :). Namun, ada beberapa cara yang dapat menghindarkan anak dari trauma akibat disuntik atau mendapatkan vaksinasi. Menjelaskan, manfaat vaksinasi pada anak adalah hal sia-sia karena anak masih terlalu muda untuk memahami bahwa vaksinasi sangat penting bagi mereka. Namun, orangtua dapat berperan aktif dalam mengubah sikap dan pandangan anak dan oleh karena itu ada beberapa tip untuk membantu kita mengatasi anak yang takut jarum suntik:
(Baca juga : Ini Rahasia Agar Anak Tak Takut ke Dokter)
1. Bersikaplah realistis: Jangan salahkan dokter bila anak takut jarum suntik. Katakan padanya bahwa ia harus segera divaksin karena hal ini sangat penting untuk kesehatannya. Jika Ibu hendak membawanya ke puskesmas atau rumah sakit untuk vaksin, katakan bahwa tidak akan ada jarum suntik, mungkin langkah awal ini akan berhasil, tapi langkah berikutnya mungkin akan sangat sulit.
Anak akan kehilangan kepercayaan pada Ibu. Nah, untuk menghindarinya, jelaskan pada anak mengapa ia perlu mendapat suntikan, dan bagaimana suntikan ini akan melindunginya. Katakan pula bahwa suntikan bukan sebagai bentuk hukuman, dan pastikan Ibu tidak pernah mengatakan hal-hal yang membuatnya semakin takut. Apalagi semakin tua usia anak, semakin baik ingatannya dan ia bisa saja menyamakan rumah sakit atau dokter dengan rasa sakit, jarum suntik dan ketidaknyamanan.
2. Alihkan fokus dan perhatian anak: Pengalihan mungkin bekerja paling efektif dalam situasi penuh tekanan seperti ini, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Pertimbangkan untuk menerapkan taktik di bawah ini dan lihat apakah hal ini berfungsi bagi anak:
- Nyanyikan lagu atau lagu pengantar tidur untuk anak.
- Tampilkan video-video kartun atau film favorit.
- Biarkan anak memegang mainan favoritnya yang dapat menghibur.
- Teruslah berbicara dengan anak, mungkin tentang acara ulang tahun temannya atau rencana tamasya ke suatu tempat.
- Biarkan anak bermain di smartphone Ibu.
(Baca juga : Trik Agar Anak Tidak Takut Disuntik)
3. Anestetik (obat bius) Lokal: Ibu dapat mendiskusikan kesesuaian anestesi atau obat bius lokal untuk anak dengan dokter anak. Beberapa krim tersedia di pasaran, yang untuk sementara dapat mematikan rasa sakit. Sebagai alternatif, dokter anak mungkin melakukan hal yang diperlukan. Biasanya anestesi lokal diterapkan sekitar 20 menit sebelum pemberian suntikan. Carilah selalu saran dokter anak mengenai hal ini.
4. Bantuan pascasuntikan: Beberapa anak mencari penghiburan pada orangtuanya karena situasi yang penuh tekanan. Ada beberapa tip bagus untuk menenangkan anak setelah melakukan vaksinasi, diantaranya :
- Es batu: Gunakan sumber alami untuk mematikan rasa sakit anak. Cukup bungkus beberapa es batu di serbet, sapu tangan atau handuk kecil dan kompres di bagian suntikan.
- Istirahat: Biarkan anak duduk di pangkuan Ibu untuk beberapa saat setelah selesai disuntik. Tenangkan lokasi suntikan dengan menggosoknya perlahan dan beri banyak ciuman.
- Obat penghilang rasa sakit: Jangan memberi obat penghilang rasa sakit pada anak kecuali jika diimbau oleh dokter. Banyak dokter anak yang tidak menggunakan obat penghilang rasa sakit karena dapat mengganggu proses vaksinasi.
(Baca juga : Yang Harus Mama Lakukan Jika Anak Takut Air)
5. Didik anak tentang pentingnya vaksin: Terkadang kita hanya perlu membantu anak memahami bahwa vaksin akan membantu mencegah penyakit mematikan dan membuatnya tetap sehat dan bugar. Ibu dapat menggunakan media interaktif sehingga anak-anak dapat melihat setiap langkah dengan jelas dan memastikan bahwa orang tetap sehat setelah imunisasi dan yang terpenting adalah gagasan bahwa rasa sakit itu akan berlalu.
6. Bermain peran: Bermain peran bisa dijadikan antisipasi, namun situasi sebenarnya akan tetap kurang lebih sama. Misalnya:
- Mainkan permainan mencubit: Ibu bisa mencubit sebagai contoh suntikan biasa dan bertanya kepada anak, jika sakit. Secara bertahap Ibu dapat meningkatkan intensitas mencubit dan membiarkan ia melakukan hal yang sama pada kita.
- Bermain dokter-dokteran: Biarkan anak berperan sebagai dokter yang sedang menenangkan ketakutan Ibu akan suntikan. Dan kemudian Ibu dapat beralih peran menjadi dokter.
- Tunjukkan video: Tunjukkan beberapa video di mana anak-anak bisa duduk tenang setelah diberi suntikan dan berperilaku normal seperti sebelumnya.
(Baca juga : Kenapa Anak Jadi Penakut)
7. Pertimbangkan hadiah: Ibu harus mengetahui fakta bahwa vaksin itu menyakitkan dan karena itu ketika anak sedang menghadapi situasi ini dengan tenang, ia harus diberikan penghargaan atas perilaku beraninya. Beri anak janji untuk hadiah. Penguatan positif menyiratkan bahwa janji-janji tersebut tetap realistis, seperti mainan baru atau es krim, sehingga anak dapat menangani ketakutannya sendiri terhadap suntikan.
8. Pikirkan kembali perilaku Ibu: Anak-anak paling sensitif terhadap kecemasan dan stres. Jadi pertama, Ibu harus tetap tenang, tersenyum dan tidak menunjukkan stres. Anak-anak bisa merasakan kecemasan orangtua dan itu bisa membuat ia semakin waspada. Jadilah percaya diri dan berpatokan pada hadiah yang sedang menunggu anak. Anak-anak cenderung menjadi hiper untuk menghindari situasi karena ia yakin bahwa orangtuanya juga akan menyerah.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR