Nakita.id - Teriakan orangtua yang begitu nyaring, penuh emosi kemarahan membuat sang anak pasti merasa ketakutan. Reaksi alami terhadap ancaman juga pasti akan dirasakan, bahkan ancaman sosial untuk balita. Anak-anak bereaksi kuat terhadap emosi orangtua.
Orangtua yang berteriak adalah tampilan mendalam dari perhatian atau kemarahan, atau hanya menarik perhatian anak saja. Tidak heran jika orangtua terobsesi untuk berteriak pada anaknya, apalagi saat emosi.
Seorang psikiater anak Dr. Kyle Pruett, penulis Partnership Parenting menolak gagasan orangtua yang tidak berteriak. Mungkin ada beberapa pelajaran yang diajarkan orangtua tentang teriakan yang mungkin sebenarnya tidak benar, di antaranya:
(Baca juga : Apa Dampak pada Anak Jika Orang Tua Berteriak Memarahinya)
Ini Mempengaruhi Anak Ketika Dewasa
"Tergantung pada temperamen anak itu," kata Kyle. Ia mencatat bahwa anak-anak pemalu yang bingung dengan agresi sosial kemungkinan akan berpegangan pada saat-saat teriakan terjadi. Tapi itu tidak akan berlaku untuk anak-anak yang semangat dan mandiri.
Dan bagi orangtua yang berpikir bahwa mereka telah melakukan kerusakan jangka panjang dengan berteriak, Kyle menjelaskan, "Itu adalah pandangan narsis tentang mengasuh anak. Karena ada banyak kekuatan lain yang bekerja termasuk perkembangan-perkembangan saraf mereka sendiri. " Otak anak masih akan membangun dan menata ulang hingga usia 20-an, sehingga disarankan agar orangtua menyaring teriakan yang sebenarnya sifatnya negatif.
(Baca juga : Jangan Berteriak pada Anak Jika Ingin Menghukumnya)
Anak akan Menganggap Orang Dewasa Pemarah
Ternyata manusia memiliki banyak indikator nonverbal untuk kemarahan. Kebanyakan dari mereka ditunjukkan melalui wajah. Kemarahan datang dengan alis berkerut, mata menyipit, kulit merah, garis kerutan, dan bibir yang tampak dikesampingkan ke arah kiri atau kanan. "Anak-anak benar-benar pembaca emosi kita yang hebat," kata Kyle. Namun, sebenarnya anak paham bahwa orangtua yang sedang marah akan bersikap seperti apa.
Ini adalah Impuls Berbahaya
Saat anak kecil dalam bahaya, orangtua sangat sulit menahan diri untuk tidak berteriak. Itu wajar saja. Sistem saraf otonom menendang adalah salah satu yang membantu manusia memerangi bahaya. "Mungkin ide bagus untuk sedikit liar pada saat itu," kata Kyle. Refleks berteriak dapat menyelamatkan hidup, tapi refleks adalah refleks; Itu akan muncul pada saat yang kurang ideal atau tidak tepat. Itu adalah kelemahan dari berteriak.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR