Gula yang ditambahkan dalam makanan memiliki sejumlah efek samping yang mengejutkan, terutama pada anak-anak. Berikut diantaranya:
Kegemukan. Peningkatan konsumsi gula tambahan sangat terkait dengan obesitas pada anak-anak dari segala umur. Konsumsi awal gula tambahan (sebelum usia dua tahun) tampaknya sangat buruk, dan sangat memprediksi obesitas pada usia enam tahun.
Tekanan darah tinggi. Studi epidemiologis sangat menyarankan bahwa konsumsi gula tambahan dikaitkan dengan hipertensi pada anak remaja. Percobaan klinis telah menunjukkan bahwa konsumsi fruktosa yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah pada anak-anak dan orang dewasa awal.
Gangguan lipid darah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang makan banyak gula tambahan cenderung memiliki kadar trigliserida yang tinggi, dan menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).
Pra-diabetes dan diabetes tipe 2. Para ahli mengatakan konsumsi gula berlebih pada anak-anak dapat meningkatkan risiko pra-diabetes dan diabetes tipe 2, sejak remaja. Studi observasional telah menunjukkan bahwa pada anak-anak yang kelebihan berat badan, mengkonsumsi gula tambahan dikaitkan dengan resistensi insulin (penyebab diabetes pra-diabetes dan tipe 2).
Bukti yang cukup banyak ini menunjukkan bahwa efek negatif dari gula tambahan yakni "terkait dosis." Artinya, semakin tinggi proporsi kalori harian anak-anak yang berasal dari gula tambahan, semakin tinggi risiko kardiovaskular.
Panel ilmiah AHA menyarankan agar anak menghindari atau mengurangi minuman bergula, atau SSB. SSB termasuk soda, minuman rasa buah, minuman olahraga, dan minuman energi. SSB adalah prototipe "kalori kosong", dan karena kalori tersebut disediakan oleh glukosa dan fruktosa dalam jumlah besar, zat ini mengandung semua efek buruk pada kesehatan.
Selain SSB, makanan olahan di mana sirup fruktosa "gula" tinggi dijabarkan secara mencolok pada label nutrisi dari permen, permen karet, kue, biskuit, sereal sarapan, roti dan muffin.
KOMENTAR