Nakita.id - Pola pikir mencakup banyak gagasan, namun yang paling banyak dibahas saat ini di kalangan anak-anak adalah pergeseran dari pola pikir tetap ke pola pikir berkembang. Membangkitkan pola pikir berkembang adalah cara yang berbeda untuk melihat pembelajaran, kesulitan, dan kesuksesan.
Mengadopsi pola pikir berkembang adalah memahami bahwa kecerdasan bukanlah hal yang tetap. Manusia bukan tes IQ, dan orang tidak dilahirkan dengan kecerdasan statis. Ini adalah pola pikir tetap. Ini adalah gagasan bahwa kita terlahir dengan talenta dan kemampuan tertentu dan itu tidak akan berubah.
Sebaliknya, pola pikir berkembang adalah pemahaman bahwa otak lebih mirip otot, jika bekerja dan berkembang, maka akan tumbuh seiring berjalannya waktu, dan juga kecerdasan serta kemampuan adalah sesuatu yang dapat dikembangkan dengan susah payah.
(Baca juga : Cara Komunikasi Orang Tua yang Membuat Anak Sukses)
Sebagian besar pola pikir berkembang adalah untuk memuji usaha dan perjuangan yang anak-anak lakukan untuk mencapainya. Membahas etika kerja dapat membantu anak memahami bahwa tantangan dan kegagalan adalah bagian dari proses pembangunan daripada rintangan yang tidak dapat diatasi.
Pola pikir berkembang juga mengatakan bahwa kita seharusnya tidak memberi tahu anak bahwa mereka pintar atau menyebut mereka sebagai orang yang berbakat. Dilabeli pintar atau cerdas memiliki banyak kekurangan. Ini menempatkan seseorang di atas tumpuan, dan jika suatu saat anak mengambil risiko, ia mungkin gagal dan kehilangan status cerdasnya. Jadi anak enggan menantang diri sendiri karena takut gagal.
Ditambah lagi, bila anak diberi label berbakat, ia akan menganggap bahwa ia tidak harus bekerja keras. Anak juga akan berpikir bahwa hal-hal dapat dilakukan dengan mudah bagi orang yang cerdas dan berbakat, dan jika kita harus berusaha keras dalam mencapai sesuatu, berarti kita bodoh. Itu salah!
(Baca juga : Psikolog : Normal, Bila Anak Tidak Mau Berbagi)
Orang-orang yang berhasil dan cerdas bekerja sangat keras dan membuat banyak kesalahan. Namun ada gagasan yang salah dan para orang tua perlu memperhatikan bahwa usaha setara dengan sedikit kecerdasan yang dimiliki seseorang.
Kegagalan adalah bagian dari pertumbuhan, dan bekerja melalui kegagalan adalah bagian besar dari kesuksesan, dan akhirnya cara untuk mendapatkan pola pikir berkembang. Pola pikir berkembang mengajarkan bahwa setiap orang dapat melakukannya dengan baik atau bahkan unggul dalam subjek apa pun dengan tekad dan usaha yang cukup.
Ada beberapa cara untuk mengajarkan pola pikir berkembang kepada anak-anak. Sebagai permulaan, bantu anak mengerti bahwa kecerdasan dan kemampuan tidak bersifat tetap dan bisa berubah. Anak bisa menjadi lebih kuat atau lemah tergantung pada seberapa banyak usaha yang ingin kita terapkan.
Ajari kepada anak bahwa orang-orang dengan pola pikir berkembang percaya mereka dapat belajar, berubah, dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan. Mereka lebih siap untuk menangani kegagalan dan tahu bahwa kerja keras dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Gunakan diri kita sebagai contoh agar anak lebih memahami dan mudah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat berlangsung dalam jangka waktu panjang.
Situs Homeschooling With Dyslexia mengatakan, "Puji prosesnya, bukan hasilnya." Ketika anak melakukan sesuatu dengan baik, entah itu dalam bidang olah raga, sekolah, dan sebagainya, diskusikan betapa bangganya kita sebagai orang tua dengan usaha yang mereka lakukan. Orang tua cenderung berpikir bahwa memuji kecerdasan anak membangun kepercayaan diri dan motivasi.
(Baca juga : Ini Permainan Sederhana Agar Anak Suka Matematika)
Sementara pujian semacam ini dapat memberi dorongan singkat pada anak, pujian semacam ini juga mengarah pada pola pikir tetap, pola pikir yang lebih peduli dengan penampilan cerdas dan menjaga kekaguman orangtua atau guru daripada benar-benar bekerja keras untuk belajar. Hal itu membuat anak cenderung tidak mengambil risiko yang dibutuhkan untuk tumbuh, berkembang, dan berhasil.
Ini bukan berarti bahwa Ibu tidak bleh memuji anak-anak saat mereka mencapai sesuatu, malah harus. Ini lebih tentang bagaimana Ibu memuji anak dengan mengatakan hal-hal seperti, "Mama sangat senang melihat kerja kerasmu terbayar."
Dan ketika anak gagal, anak dapat melalui proses kegagalan dan membiarkan ia belajar menuju sukses. Tujuan keseluruhan dari strategi ini adalah untuk membantu anak mengatasi kesulitan dan menyadari bahwa kesuksesan sering merupakan hasil usaha dan tekad.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR