Nakita.id -Para ilmuwan telah menunjukkan bagaimana diet tinggi serat bisa benar-benar mengubah otak anak. Setelah meneliti tikus-tikus, para peneliti di Prancis menemukan bahwa tikus-tikus yang dibesarkan dengan diet tinggi makanan olahan mengalami serbuan kenikmatan yang jauh lebih besar dibandingkan makan junk food ketika dewasa. Akibatnya, tikus-tikus ini -- dibandingkan yang sehat -- selalu mendambakan makanan berlemak ketika mereka merasa sedih.
Para periset mengatakan bahwa semuanya berawal pada cara makanan berlemak memperkuat jalur di pusat kesenangan otak dengan memicu dorongan dopamin yang intens setiap gigitannya. Mereka mengatakan mereka tidak punya keraguan temuan ini dapat diterapkan pada manusia.
(Baca juga : Anak Gemuk Bukan Hanya Akibat Gemar Makan "Fast Food")
Kajian yang diterbitkan di jurnal eNeuro ini berfokus pada cara diet tinggi lemak memicu perilaku pemburu imbalan. Untuk melakukan itu, Dr Guillaume Ferreira dari Université de Bordeaux di Prancis memimpin sebuah tim yang mengamati dopamin pada otak tikus jantan.
Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan penting dalam sensitisasi, bila imbalan berulang (obat, makanan atau stimulan lainnya) menyebabkan peningkatan respons.
Para peneliti menemukan bahwa tikus-tikus yang dibesarkan dengan diet tinggi lemak menunjukkan aktivitas otak bahagia yang meningkat dalam menanggapi suntikan kedua amfetamin.
Mengamati otak tikus-tikus ini secara teliti, mereka melihat lonjakan aktivitas di antara sel-sel dopamin dan pelepasan dopamin yang lebih kuat, membuat mereka lebih bahagia. Ini bukan kajian pertama yang menarik kesimpulan semacam itu.
(Baca juga : Senang Makan JunkFood Saat Hamil)
Bahkan, riset tersebut menambah tumbukan riset yang menganalisis dampak junk food pada anak-anak di tengah-tengah krisis obestigas global dan akses yang terbatas pada makanan segar di antara komunitas-komunitas berpenghasilan rendah.
Pada 2015, sebuah kajian terkenal oleh University of Illinois menemukan makanan berlemak bisa mengurangi kecepatan kerja otak anak.
(Baca juga : Ini Caranya Mengubah Junk Food Menjadi Menu Sehat dan Enak Untuk Anak)
Riset ini menemukan bahwa anak-anak yang menyantap makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol memiliki waktu reaksi yang lebih pelan dan ingatan tidak bekerja dengan baik.
Anak-anak yang makan makanan berlemak tampil lebih buruk ketika mereka diminta menyelesaikan permainan pengalihan tugas.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR