Nakita.id - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa puasa bisa menjadi kunci untuk menangkal diabetes. Puasa dapat mengurangi kadar kolesterol pada orang prediabetik dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian tentang puasa periodik telah mengidentifikasi proses biologis dalam tubuh yang mengubah kolesterol jahat dalam sel lemak menjadi energi, sehingga melawan faktor risiko diabetes. Periset di Intermountain Heart Institute di Intermountain Medical Center di Murray, Utah, memperhatikan bahwa setelah 10 sampai 12 jam puasa, tubuh mulai menyerap sumber energi lain di seluruh tubuh untuk menopang dirinya sendiri.
(Baca juga : 5 Tanda Peringatan Diabetes yang Harus Diwaspadai Saat Berpuasa)
Tubuh menarik kolesterol LDL (jahat) dari sel lemak dan menggunakannya sebagai energi. "Puasa memiliki potensi untuk menjadi intervensi diabetes yang penting," kata Benjamin Horne, direktur epidemiologi kardiovaskular dan genetik di Intermountain Medical Center Heart Institute dan peneliti utama dalam penelitian ini.
“Meskipun kami telah mempelajari puasa dan ini adalah manfaat kesehatan selama bertahun-tahun, kami tidak tahu mengapa hal itu dapat memberikan manfaat yang terkait dengan risiko diabetes,” tutur Benjamin.
Prediabetes berarti jumlah glukosa yang juga disebut gula dalam darah lebih tinggi, tapi jumlahnya tidak cukup tinggi untuk disebut diabetes. Penelitian oleh Benjamin dan timnya pada 2011 berfokus pada orang-orang yang sehat selama satu hari puasa dan menunjukkan bahwa rutinitas puasa dikaitkan dengan kadar glukosa dan penurunan berat badan yang lebih rendah.
(Baca juga : Pedoman Puasa Selama Kehamilan)
"Ketika kita mempelajari efek puasa pada orang sehat, tingkat kolesterol meningkat cepat dalam waktu 24 jam," kata Benjamin. "Perubahan yang paling menarik atau tak terduga semuanya terkait dengan kesehatan metabolik dan risiko diabetes,” lanjutnya.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa puasa selama bertahun-tahun dikaitkan dengan risiko diabetes dan penyakit arteri koroner yang lebih rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa puasa paling berdampak untuk mengurangi risiko diabetes dan masalah metabolik.
Faktor risiko ini termasuk lingkar pinggang yang besar, tingkat trigliserida tinggi, kadar kolesterol HDL rendah atau "baik", tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi ketika puasa. Selama hari puasa yang sebenarnya, kolesterol naik sedikit dalam penelitian ini.
"Karena kami berharap bahwa kolesterol digunakan untuk energi selama puasa dan kemungkinan berasal dari sel lemak, ini membuat kita percaya bahwa puasa mungkin merupakan intervensi diabetes yang efektif," Benjamin menjelaskan.
Bagaimana cara mencegah diabetes?
1. Periksa kadar gula: Banyak orang memiliki prediabetes (gula puasa: 100-125 mg / dL) dan sama sekali tidak tahu apa-apa. Tes gula darah akan membantu kita memahami apakah kita memiliki prediabetik dan seberapa besar peluang kita terkena diabetes. Jika kita didiagnosis dengan prediabetes, kita bisa melakukan langkah yang benar dan mencegahnya berubah menjadi diabetes lebih akut.
(Baca juga : Disiplin Spiritual? Ternyata Anak Bisa Belajar Memahaminya Lewat Berpuasa)
2. Ubah gaya hidup: Perubahan kecil bisa membuat perbedaan besar. Perubahan gaya hidup untuk mencegah diabetes adalah contoh terbaik untuk ini. Beberapa penelitian tentang program pencegahan diabetes telah membuktikan bahwa diabetes dapat dicegah secara efektif dengan melepaskan gaya hidup dan mengadopsi perubahan yang lebih sehat.
3. Makan sehat: Konsumsilah makanan sehat yang memiliki kalori rendah, terutama lemak jenuh rendah. Percobaan telah menunjukkan bahwa asupan lemak tidak boleh melebihi 30 persen dari total asupan kalori, sedangkan lemak jenuh harus dibatasi hanya 10 persen. Sertakan lebih banyak sayuran, buah segar, biji-bijian, produk susu dan sumber lemak omega 3. Selain itu, tingkatkan asupan serat. Inilah cara serat bisa membantu kita mencegah diabetes.
4. Makanlah dengan membatasi ukuran porsi makan: Penting untuk tahu seberapa banyak kita makan selama bulan puasa ini. Mengurangi ukuran porsi dapat mengurangi risiko obesitas dan diabetes. Makan secara proporsional tentu akan lebih banyak membantu daripada makan terlalu sedikit atau makan berlebihan. Ketidakteraturan pola makan juga menyebabkan perubahan drastis kadar gula darah.
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR