Nakita.id - Sebuah studi baru menemukan bahwa menonton televisi selama lebih dari tiga jam setiap harinya akan memberikan dampak kemampuan berbahasa yang kurang baik pada anak berusia 11 tahun. Sebaliknya, anak-anak yang menonton televisi kurang dari tiga jam setiap hari ketika mulai sekolah dasar, cenderung lebih efektif mengomunikasikan ide mereka pada saat mencapai usia 11 tahun, begitu menurut peneliti dari Newcastle University dan Queen Margaret University di Inggris, serta La Trobe University dan Griffith University, Australia.
Meski begitu, banyak juga anak usia lima tahun yang menonton televisi lebih dari tiga jam sehari namun hanya sedikit mengalami gangguan kemampuan bahasa. Karenanya, para peneliti menyarankan perlunya meningkatkan aktivitas membaca karena mempunyai efek yang jauh lebih positif dalam kemampuan berbahasa anak, dibanding menonton televisi.
Peneliti utama dari Newcastle University, James Law mengatakan, "Sebagai peneliti, kami sangat tertarik untuk melihat hal-hal yang dapat dilakukan orangtua, yang dapat memberi dampak positif dalam membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa yang baik."
Menurutnya, televisi adalah temuan yang sangat menarik dan dampaknya lebih besar untuk anak-anak. Namun, televisi bukanlah musuh. Pandangan pribadinya lebih menilai bahwa yang menjadi masalah adalah bagaimana cara kita semua menontonnya.
Law menyebut, jika orangtua secara aktif menonton sebuah program televisi bersama anak-anak dan membicarakan apa yang mereka saksikan, maka akan terjadi kegiatan tanya-jawab. Hal itu, menurut Law, akan membentuk pengalaman positif bagi orangtua dan anak.
Sedangkan yang menjadi masalah, kata Law, adalah ketika anak duduk berjam-jam di depan televisi tanpa mendapat masukan tentang apa yang disaksikannya. "Hal itu yang menurut saya menjadi masalah untuk orangtua dan anak," ujarnya.
Dalam sebuah penelitian pada tahun 2015 lalu juga telah ditemukan bahwa menonton televisi lebih dari dua jam sehari dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada anak. Anak-anak berusia dua hingga 10 tahun yang menghabiskan banyak waktu di depan layar televisi atau komputer, 30 persennya lebih berisiko memiliki tekanan darah tinggi daripada anak yang tidak melakukannya. Persentase risiko tekanan darah meningkat itu pun dapat kian bertambah hingga 50 persen jika anak kurang melakukan aktivitas fisik.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR