Nakita.id – Jarak kehamilan yang terlalu dekat memang berisiko bagi ibu dan kehamilan itu sendiri. Ibu tentu lebih mudah lelah dan ada kemungkinan urusan bayi jadi sedikit terbengkalai jika Ibu mengalami masalah pada kehamilan. Agar kewajiban merawat dan mengasuh bayi tetap terpenuhi, coba lakukan langkah-langkah berikut:
Baca juga: 4 Bahaya Jika Mama Main Gadget Saat Mengasuh Bayi
Tak perlu berhenti menyusui selama kehamilan aman-aman saja
Faktanya, menyusui saat hamil aman dan tidak berefek buruk pada janin. “Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menyusui saat hamil akan meningkatkan risiko janin kekurangan nutrisi atau bahkan keguguran,” ujar dr. Amalia Pane, SpOG, IBCLC, dalam tabloid Nakita Edisi 890.
Jika sedang memberikan ASI eksklusif, Ibu perlu mendapatkan tambahan energi sebanyak 650 kkal dan jika bayi yang sudah mendapatkan makanan padat sebagai pendamping ASI, Ibu hanya perlu menambah energi sebanyak 500 kkal. Pilihlah asupan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan menyusui dalam jumlah cukup atau pas saja, jangan kurang atau kebanyakan.
Baca juga: Jangan Mudah Stres Saat Mengasuh Bayi, Ini Dampaknya untuk Si Kecil!
Mengenali perasaan anak
Kecemburuan pada anak bisa saja muncul meski ia masih bayi. Menurut Valerie Maholmes, Ph.D., seorang ahli perkembangan anak dari US National Institutes of Health's Institute of Child Health and Human Development mengungkapkan anak mungkin tidak dapat mengungkapkan perasaannya terutama pada anak yang menginjak usia 1 tahun. “Maka, Ibu jangan heran jika ia bisa mendadak jadi rewel,” ujarnya.
Salah satu yang perlu Ibu lakukan adalah untuk mencoba tetap hadir di setiap kesempatan bersama si kecil agar ia tak merasa kehilangan. Hal ini juga membantunya menerima kehadiran sang adik kelak, karena ia tak mengalami perasaan diabaikan.
Baca juga: Rahasia Sukses Mengasuh dan Merawat Bayi Perempuan
Meminta bantuan dari orang sekitar
Ibu tidak hanya harus memenuhi kewajiban mengurus bayi, tetapi juga harus memastikan kehamilannya senantiasa sehat. Jika dua kewajiban ini terasa memberatkan, jangan ragu untuk mendapatkan bantuan dari orang lain. Tak perlu memaksakan diri untuk menjadi supermom tapi stres, sebab stres akan memperburuk keadaan.
Stres Ibu akan berdampak pada janin dan juga bayi karena bayi mampu menangkap informasi dari dunia sekitarnya. Bayi belajar dengan cara mengawasi dunia sekitarnya dan bayi bisa menangkap emosi negatif dari Ibu. “Sejak lahir, bayi menangkap isyarat emosional dari orang lain. Bahkan, bayi bisa belajar untuk menentukan reaksi tehadap situasi dengan cara mencontoh orang sekitarnya,” ujar Jennifer E. Lansford, PhD, seorang profesor di Duke University.
Perasaan tertekan juga sangat mungkin berdampak pada perkembangan janin. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Zurich, Swiss mengungkapkan stres akan meningkatkan hormon kortisol yang berpengaruh pada cairan ketuban dan memengaruhi tumbuh kembang janin.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Heni Wiradimaja |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR