nakita.id.- Kalau si kecil hidungnya meler terus, biasanya jadi rewel. Ibunya ikut-ikutan senewen dan buru-buru mencari obat atau pergi ke dokter untuk mengobatinya. Lantas, apa sih sebenarnya pilek dan apa penyebabnya? Menurut dr. Tinneke Saboe, Sp.THT dari RS Bogor Medical Centre, Bogor , pilek terjadi lantaran adanya infeksi pada saluran napas atas. Gejalanya, hidung merah-merah, keluar lendir, terjadi pembengkakan, fungsi terganggu (hidung tersumbat), kadang muncul demam dan sakit kepala.
Nah, lendir yang muncul sebenarnya berfungsi untuk melindungi selaput lendir di saluran napas. Akan tetapi, karena virus menyerang hingga ke glukosa selaput lendir, lendir yang keluar dari hidung pun jadi banyak atau berlebihan.
SEMBUH SENDIRI
Sejatinya, pilek yang terjadi karena virus akan sembuh sendiri tanpa obat (self limiting disease). Setidaknya, dalam 3-5 hari bila diiringi istirahat cukup, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak minum, diharapkan daya tahan tubuh kembali meningkat dan pilek pun hilang.
Berbeda bila penyebab yang terjadi karena bakteri maka perlu diberi obat berupa antibiotika dan obat simptomatika. Tak jarang juga terjadi mixed-infection, yaitu tak hanya virus yang menyerang juga kuman menjadi penyebab pilek. Intinya, penanganan sesuai penyebab, apakah perlu antibiotika atau tidak, sebaiknya berdasarkan anjuran tenaga medis.
Baca juga: Cara Membedakan Alergi Pilek Pada Anak-Anak
Yang jelas, peran daya tahan tubuh sangat penting untuk mencegah gangguan kesehatan, termasuk problem di hidung ini. Untuk meningkatkan imunitas tubuh, kuncinya adalah aktivitas dan istirahat harus seimbang serta makan sehat dengan menu seimbang. Masalahnya, asupan zat gizi anak-anak cenderung kurang sesuai kebutuhan, tak sedikit anak yang lebih menyukai junk food serta jarang menyantap sayur. Alhasil, anak gampang sakit karena daya tahan tubuhnya kurang baik.
Nah, parameter yang paling mudah dilihat ketika daya tahan tubuh turun adalah gangguan di hidung dan di kepala. Bila anak mulai pilek, batuk dan sakit kepala, berarti daya tahannya turun. Maka perlu kita selalu memerhatikan kondisi imunitas si kecil .
Baca juga: Apa Perbedaan Antara Flu Dan Pilek
Jikapun si kecil terlanjur kena pilek, berikut upaya yang dapat dilakukan orangtua:
- Hindari tergesa-gesa memberi si kecil obat-obatan. Boleh jadi, pilek yang terjadi hanya karena virus, dan dapat sembuh dengan sendirinya. Hal dapat dilakukan, cuci hidung anak menggunakan larutan isotonis (air garam sediaan jadi yang dijual di apotek). Ini bertujuan untuk membersihkan lendir yang menumpuk di rongga hidung sehingga diharapkan ingus dapat dikeluarkan dari hidung. Hal ini penting dilakukan karena anak terutama yang masih sangat kecil kesulitan membuang ingus. Mereka cenderung menelan ingus.
- Obat-obat tertentu seperti antidemam, antinyeri, pelega hidung tersumbat, dapat diberikan sebagai penanggulangan gejala. Akan tetapi, penggunaan obat sebaiknya berdasarkan peresepan dokter dan dosisnya disesuaikan.
- Tetap menjaga kebersihan tubuh. Pilek bukan berati tidak mandi. Kebersihan perlu diperhatikan sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan. Begitupun cuci tangan dengan sabun perlu dilakukan.
WASPADAI INFEKSI TELINGA
Orangtua sebaiknya mewaspadai bila pilek yang dialami si kecil terjadi berulang-ulang. Pasalnya, bisa saja apat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah sakit telinga. Infeksi pada telinga lebih mudah terjadi pada anak -anak dibandingkan orang dewasa karena bentuk tuba eustachius lebih lebar, lebih horisontal, dan lebih pendek daripada orang dewasa. Tuba eustachius adalah saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung dan mulut.
Nah, sumbatan pada tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama terjadinya infeksi telinga tengah atau dalam istilah medis disebut Otitis Media Akut (OMA). Bila terjadi sumbatan tuba karena pilek, pertahanan telinga akan terganggu, dan kuman dapat masuk dan menginfeksi ke telinga tengah. Akibatnya muncul cairan dari liang telinga.
Baca juga: Kiat Agar Anak Tidak Mudah Terserang Batuk Pilek
Adapun gejala OMA pada anak selain pilek, muncul juga demam tinggi, rewel, selera makan menurun, susah tidur, anak sering memegang telinga, dan tiba tiba menjerit saat tidur. Muntah, mual, dan diare serta kejang juga dapat terjadi. Anak-anak yang lebih tua akan mengeluhkan telinganya sakit dan penurunan pendengaran. Bila terdapat gejala sakit telinga dengan riwayat sakit pilek, hendaknya orangtua segera membawa sang buah hati ke dokter. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR