Nakita.id - Penyebab yang mendasari gangguan spektrum autisme (ASD) masih diperdebatkan hingga sekarang, namun penelitian baru mengenai diet menunjukkan bahwa peningkatan asupan logam berat, seperti paparan timah, dan penurunan mangan dan zinc selama masa kehamilan akhir berkaitan dengan risiko anak autisme yang lebih besar.
Penelitian yang dipublikasikan secara online di Nature Communications, juga menemukan bahwa jumlah paparan logam setelah kelahiran membantu memprediksi tingkat keparahan autisme anak di kemudian hari.
(Baca juga : Oksitosin Bisa Membuat Anak Autisme Lebih Ramah)
"Data kami menunjukkan alur potensial untuk saling berinteraksi antara gen dan lingkungan," kata peneliti Abraham Reichenberg, dalam sebuah pernyataan. "Temuan kami menggarisbawahi pentingnya upaya kolaborasi antara ahli genetika dan peneliti lingkungan untuk penyelidikan masa depan mengenai hubungan antara pemaparan logam dan autisme untuk membantu kami menemukan akar penyebab autisme, dan mendukung pengembangan intervensi dan terapi yang efektif."
Menurut WebMD, mangan adalah mineral yang ditemukan pada makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, teh, dan sayuran berdaun hijau. Ini dianggap sebagai nutrisi penting, karena tubuh membutuhkannya dan membantu membangun tulang yang kuat.
Zinc juga merupakan vitamin penting yang terkait dengan pembelahan sel yang tepat. Menurut LiveStrong, jumlah zinc juga ditemukan dalam jumlah tinggi dari kacang-kacangan.
(Baca juga : Mama dengan PCOS Berisiko Melahirkan Anak Autisme)
Konsumsi makanan rendah kadar zinc dan mangan bisa menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi serta anak-anak memburuk, masalah reproduksi, penyembuhan luka yang buruk, energi rendah, dan penurunan berat badan pada orang dewasa.
Studi ini tidak membuktikan apa yang menyebabkan autisme, namun hal itu dapat menyebabkan para peneliti akhirnya menemukan akar penyebabnya. Tim tersebut berencana untuk melakukan penelitian tambahan mengenai perbedaan jumlah logam dan nutrisi tertentu pada anak-anak atau perbedaan genetika mereka yang menyebabkan perbedaan dalam prevalensi autisme.
(Baca juga : Pemberian Vaksin Tidak Membuat Anak Autis)
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR