Nakita.id - Di masa-masa kehamilan, Ibu akan mengalami banyak perubahan, termasuk menjalani pola hidup sehat hingga menyusui nantinya. Konsumsi alkohol, merokok, dan kebiasaan buruk lainnya yang dirasa dapat membahayakan janin perlu dihilangkan untuk sementara.
Lalu, bagi Ibu hamil yang berurusan dengan depresi, sebaiknya hentikan pengobatan antidepresan demi kesehatan bayi. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa bayi yang terpapar obat antidepresan selama berada di dalam rahim memiliki masalah, di antaranya mudah tersinggung, sulit makan, gangguan tidur atau masalah pernapasan selama dua sampai empat minggu setelah kelahiran.
Para ilmuwan dari Northwestern University mempelajari 214 ibu yang dibagi menjadi tiga kelompok: Ibu yang didiagnosis dengan gangguan mood namun tidak memakai antidepresan; Ibu dengan gangguan mood yang mengonsumsi antidepresan; Dan ibu yang tidak memiliki gangguan mood atau tidak mengonsumsi antidepresan apa pun.
(Baca juga : 8 Langkah Bijak Gunakan Obat Saat Hamil)
Ada 21 gejala yang tercantum untuk mengevaluasi gangguan sistem tubuh seperti tangisan bernada tinggi atau muntah. Ada penelitian sebelumnya yang menilai efek antidepresan pada bayi yang dievaluasi lebih awal, kurang dari dua minggu.
Namun penelitian ini memperpanjang periode hingga empat minggu. Tim peneliti percaya, waktu tambahan memberikan gambaran yang lebih akurat.
"Pada dua sampai empat minggu pascapersalinan, tanda-tanda yang dilaporkan oleh ibu kepada kita lebih dikaitkan dengan kelahiran prematur daripada bayi mereka yang diperkirakan terpapar obat-obatan," kata salah satu peneliti Dr. Katherine Wisner, dalam sebuah pernyataan.
Penelitian ini merupakan kabar baik bagi 1 dari 10 ibu yang menangani depresi saat hamil. Salah satu komplikasi paling umum yang dihadapi perempuan saat hamil, depresi sering terjadi pada perempuan berusia 20-an, yang juga merupakan usia rata-rata perempuan memiliki anak pertama.
(Baca juga : Kena Flu, Ibu Hamil Jangan Minum Obat Bebas)
Penelitian sebelumnya juga telah menghubungkan penggunaan antidepresan dengan kelahiran prematur, berat lahir rendah, masalah pernapasan dan masalah perkembangan lainnya.
Peneliti mencatat bahwa efek samping yang dievaluasi dalam studi dikaitkan dengan kelahiran prematur daripada pengobatan, namun obat tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kelahiran prematur. Meski kecil, penelitian ini memang memberi wawasan baru tentang keamanan obat pada ibu hamil.
"Sebagian besar ibu hamil secara alami akan lebih khawatir tentang kesehatan bayi mereka daripada mereka sendiri dan mungkin juga akan mengambil antidepresan untuk menghindari tanda-tanda neonatal ini," kata peneliti Amy Yang.
"Tapi dengan informasi dari penelitian ini, diyakini bahwa perilaku bayi pada usia dua sampai empat minggu setelah kelahiran tidak mungkin disebabkan oleh paparan pengobatan atau depresi," tambahnya mengakhiri pernyataan.
(Baca juga : Depresi Saat Hamil)
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR