Nakita.id - Menurut papar Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan MS., guru besar Ilmu Pangan dan Gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, IPB yang banyak menyoroti masalah susu, saat 0 hari hingga 6 bulan, susu terbaik untuk anak adalah ASI.
BACA JUGA: Menyimpan Obat Harus Tepat, Salah Bisa Menjadi Racun!
Alasannya karena ASI yang keluar beberapa saat setelah persalinan sampai kurang lebih 4 hari kemudian atau disebut kolostrum, mengandung zat kekebalan, terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
BACA JUGA: 4 Kebiasaan Ini Kerap Dianggap Sehat Padahal Berbahaya, Apa Saja?
Selain itu, protein ASI lebih mudah diserap karena kandungan whey-nya lebih tinggi ketimbang casein-nya.
Berbeda dari susu sapi yang justru kandungan casein-nya lebih tinggi, sehingga tak mudah diserap.
Komposisi ASI juga terdiri atas zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan kecerdasan bayi/anak.
BACA JUGA: Stop Gula 4 Manfaat ini yang Akan Dirasakan, No 3 Tak Disangka!
Lebih dari itu, dengan bayi menyusu ASI, ada pengaruh kontak langsung ibu bayi (skin to skin contact) yang akan menumbuhkan ikatan kuat antara ibu dan anak.
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
Maka, berikanlah khusus ASI (eksklusif) selama 6 bulan pertama dan diteruskan bersama-sama makanan tambahan hingga 2 tahun.
Susu Bubuk atau Cair?
Baik susu bubuk ataupun cair, kandungan gizinya tak berbeda.
"Yang berbeda hanya produknya. Sebenarnya pembubukan dibuat dari proses cair, dan airnya dihilangkan supaya menjadi bubuk. Nah, kalau kemudian dicairkan kembali, sepanjang proses pencairannya tepat seperti yang disarankan dalam kemasan, maka kandungan gizinya setara dengan susu cair." Papar Prof. Ali.
BACA JUGA: Unggah Foto Zaman Dulu, Wajah Andre Taulany Sekarang Lebih Tampan?
Pastinya, susu bubuk maupun cair yang harus kita pilih adalah yang kemasannya baik dan sesuai standar.
Susu harus dikemas dengan baik karena termasuk barang yang mudah rusak.
Sebelum dikemas, susu ini juga harus disterilkan terlebih dahulu.
Teknologi pengolahan susu dengan proses Ultra High Temperature (UHT) pada intinya adalah pemanasan sampai 125° C selama 15 detik atau 131° C selama 0,5 detik atau 140° C selama 4 detik.
Susu yang dihasilkan sudah steril dan apabila kemudian dikemas secara aseptik, susu dapat dikonsumsi kapan saja tanpa memerlukan alat pendingin khusus.
BACA JUGA: Seru, Begini Cara Tya Ariestya Ajak Anak Agar Mau Sikat Gigi
Teknologi pengolahan ini sangat membantu keawetan susu dan meminimalkan kerusakan nutrisi.
Lebih menguntungkan lagi, kini susu bubuk juga banyak yang sudah dibuat dengan metode instan.
Sehingga, susu bisa larut dengan baik bila dicampur air hangat atau air dingin sekalipun.
Bubuknya juga tidak akan menggumpal sehingga lebih enak diminum. Yang penting, jangan memanaskan susu cair sampai mendidih dalam waktu lama, karena setiap proses pemanasan akan berdampak pada pengurangan gizi.
Jadi jika melarutkan susu bubuk, gunakan air dingin atau hangat supaya gizinya tidak hilang.
Susu manayang baik untuk anak?
BACA JUGA: Tak Hanya Tidak Bisa Diam, ini 7 Tanda Lain jika Anak Alami Autisme
Susu yang disukai anak. Itu adalah yang terbaik baginya.
Karena untuk kecukupan gizi, yang utama dikejar dari makanan sehari-hari. Susu pelengkap.
Tapi ingat, jangan berikan anak Susu Kental Manis alias SKM. Karena walau susu atau tertulis susu dimekasannya, dan warnanya sama-sama putih, tapi itu bukan susu.
SKM isinya hanya gula. Jadi tidak baik dan tidak disarankan menjadi minuman, apalagi untuk anak yang diandalkan sebagai minuman bernutrisi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR