Padahal, sikap seperti ini dapat membuat anak melakukan tindak manipulatif.
Anak bukannya mengaku salah, malah melemparkan kesalahannya pada orang lain.
Apalagi jika orangtua juga kerap menghukum anak setelah mengakui kesalahannya.
Orangtua diharapkan mengerti perasaan anak, karena hanya dengan cara itulah akan tumbuh rasa aman pada anak.
Kalau anak sudah merasa aman, maka dia pun akan berani untuk jujur, berani mengakui kesalahannya.
BACA JUGA: Dituding Berbohong Foto Jadul, Mulan Jameela Tulis Pertanyaan Menohok
Hal lain yang penting anak berhak untuk salah. Karena melalui kesalahan, ia akan belajar lebih efektif.
Inilah beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menstimulasi anaknya berdasarkan tahapan usianya.
1. Batita
Kebiasaan baik bisa dimulai sejak usia batita.
Meski tentu saja anak belum bisa mengakui kesalahan yang dilakukannya, tapi orangtua bisa membiasakan anak mengungkapkan kesalahannya, Oh, Adik menumpahkan susu ya?
Kenapa susunya sampai tumpah?"
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | Buku Nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR