nakita.id. - ?Di usia 7 bulan, kebanyakan bayi akan mulai merangkak. Tetapi bagaimana kalau si kecil sudah melewati usia itu dan ia tidak merangkak? Dr. dr. Najib Advani SpA(K). MMed (Paed) dari Departeman Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM mengatakan, orangtua tidak perlu stres dan khawatir bila bayinya tidak melewati fase merangkak karena si kecil tetap akan tumbuh baik-baik saja. “Memang banyak perdebatan kalau bayi tidak merangkak otaknya tidak berkembang, otaknya bisa begini dan begitu. Tetapi itu masih kontroversi. Merangkak memang ada manfaatnya untuk perkembangan otot. Aktivitas ini juga dapat menstimulasi otak kiri dan kanan sehingga dapat merangsang perkembangan otak bayi. Tapi bayi yang tidak merangkak pun tidak masalah, otaknya tetap akan berkembang. Jadi, orangtua tidak perlu merasa bersalah dan cemas,” ujar Najib menenangkan.
Baca juga: Ini 5 Manfaat Mengejutkan Merangkak Untuk Tumbuh KembangBayi
Namun Najib menyarankan agar orangtua tetap mencari penyebab bayinya tidak merangkak dengan mengonsultasikannya pada dokter. “Belum ada bukti ilmiah bahwa tidak merangkak akan menyebabkan kelainan pada anak. Tapi perlu diketahui, terlewatinya keterampilan merangkak ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti bayi mengalami kurang darah, memiliki penyakit jantung bawaan, ada kelainan otak, atau kelainan otot. Bayi-bayi dengan celebral palsy juga tidak merangkak sebab duduk saja juga tidak bisa,” ujar Najib.
Penyebab umum lainnya adalah kurangnya stimulasi dan penggunaan baby walker. Karena terbiasa duduk nyaman di baby walker, bayi jadi tidak terdorong untuk merangkak. Sering pula terjadi kesalahpahaman pada orangtua. Si kecil dianggap tidak merangkak padahal ia mengesot. “Padahal tidak apa-apa jika bayi idak merangkak lalu mengesot. Mengesot hanya variasi merangkak hanya beda posisi saja,” terang Najib. Yang perlu diketahui, kemampuan merangkak biasanya diawali dengan merayap. Pada saat itu, bayi akan menggunakan kedua tangan dan lututnya bergerak seperti hewan berkaki empat berjalan. Gerakannya menyilang (kontra lateral) di mana tangan kiri maju dan kaki kanan maju
LATIHAN TIDUR TENGKURAP
Nah, kalau si kecil sudah bisa duduk, Mama Papa ingin menstimulasi merangkak, tentu boleh-boleh saja. Ini juga berlaku jika bayi sudah melewati usia 10 bulan dan belum bisa merangkak, stimulasi bisa tetap dilakukan. Jangan lupa, merangkak memiliki manfaatnya tersendiri.
Baca juga: Cemas Karena Bayi Belum Merangkak Malah Ngesot
Salah satu stimulasi merangkak yang kerap dilakukan adalah bayi ditidurkan dengan posisi tengkurap.“Zaman dulu ada masa bayi dianjurkan tidur tengkurap agar cepat merangkak. Posisi tidur tengkurap kan sama seperti posisi merangkak jadi bayi memang bisa lebih cepat merangkak. Tetapi tidur tengkurap ternyata dianggap berbahaya karena saluran pernapasan bayi dapat tertutup dan mengakibatkan SITS (sindrom bayi mati mendadak). Karena itulah saat ini tidur telentang lebih disarankan untuk bayi.”
Jadi, bagaimana stimulasi yang tepat agar bayi dapat merangkak. Najib memberikan kiat-kiat berserta rambu-rambunya:
- Beri mainan di hadapan bayi agar ia terangsang untuk menggapai dan mengambilnya dengan merangkak.
- Hindari menggunakan baby walker karena akan membuat bayi “malas” belajar merangkak.
- Orangtua atau kakak bisa memberi contoh merangkak agar si kecil meniru gerakan itu.
- Jangan terburu-buru menyuruh bayi untuk merangkak bila posisi duduknya belum benar-benar kokoh.
- Perhatikan juga keseimbangan motorik di tangan. Kalau bayi tampak belum kuat untuk merangkak, jangan dipaksa. Dudukkan dulu bayi dan rangsang untuk merangkak pelan-pelan.
Baca juga: Panduan Mengajarkan Bayi Merangkak
Terakhir jangan melatih bayi merangkak saat lantai masih basah atau baru dipel dengan antiseptik sebab tangan bayi akan menempel pada lantai dan bisa dia masukkan ke mulut. Jauhkan juga benda-benda yang bisa membahayakan bayi saat ia belajar merangkak. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR