MANAJEMEN KEHAMILAN
Selain itu, ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran tentu memiliki risiko untuk mengalami keguguran lagi. Namun, jangan sampai hal tersebut membuat Ibu trauma untuk hamil lagi. Alih-alih menjadikan pengalaman keguguran sebagai sesuatu yang perlu ditakuti, baiknya Ibu me-manage ketakutan itu ke arah yang positif. Kondisi Ibu untuk kehamilan yang berikutnya harus lebih baik dan fit dari kehamilan sebelumnya. Lebih baik lagi bila Ibu mengetahui penyebab keguguran sebelumnya.
Baca juga: Perubahan Gaya Hidup Cegah Keguguran
Intinya, keguguran/abortus sesungguhnya dapat dicegah, sekalipun Ibu memiliki riwayat keguguran. Caranya? Jaga kehamilan sebaik mungkin dengan menghindari hal-hal yang berpotensi menimbulkan keguguran. Pada kehamilan trimester 1 ini, baiknya hindari pekerjaan berat dan menyita waktu terlalu lama. Usahakan istirahat 6—8 jam dalam sehari. Lakukan olahraga, seperti jalan pagi, selama 30 menit setiap hari dan upayakan terkena sinar matahari pagi.
Makanan saat hamil juga perlu Ibu perhatikan. Mengonsumsi makanan seimbang dengan protein yang cukup sangat dianjurkan. Sementara makanan terlalu pedas, terlalu asam, terlalu pahit, ataupun terlalu asam agar diminimalisasi. Proses yang baik selama kehamilan, seperti: mengelola stres, mengatur pola makan dan pola istirahat yang baik, akan berdampak sangat baik untuk Ibu dan janin.
Tak kalah pentingnya, peka terhadap gejala atau keluhan yang berpotensi merupakan gejala keguguran. Pastikan Ibu mengetahui setiap perubahan di tubuh Ibu, sehingga gejala-gejala dini keguguran dapat Ibu sadari. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR