Nakita.id - Antara setengah sampai dua pertiga perempuan akan mengalami "morning sickness" selama trimester pertama kehamilan. Entah itu muntah, mual atau kehilangan napsu makan, morning sickness biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan biasanya mereda sekitar 12 minggu.
Untuk satu dari lima ibu hamil, morning sickness dapat berlanjut sampai trimester kedua.
Apa itu morning sickness?
Morning sickness disebut istilah mual-mual untuk kebanyakan perempuan hamil, karena gejalanya sering terasa lebih tajam di pagi hari.
(Baca juga : Agar Tetap Berselera Makan Meski Mual Muntah Saat Hamil Muda)
Periset mengatakan, penyebabnya bukan sekadar kombinasi perubahan hormonal, metabolisme yang berubah, dan fluktuasi kadar gula darah.
Mual dan muntah-muntah dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri di tempat yang biasa terjadi. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa morning sickness sebenarnya terkait dengan penurunan risiko keguguran secara signifikan.
Morning sickness parah atau yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum atau HG dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan, serta merampas nutrisi kesehatan. Jika Ibu mengalami mual dan muntah yang tidak berhenti, hubungi dokter atau bidan untuk mendapatkan saran terbaik.
(Baca juga : Pilihan Makan untuk Ibu Hamil Muda yang Mual Muntah)
Mengurangi mual
Studi menunjukkan ibu yang memiliki banyak bayi, dan juga rentan terhadap mabuk perjalanan atau merasa stres dan terlalu lelah, lebih cenderung menderita efek morning sickness.
Ibu dapat membantu mengurangi tingkat rasa mual yang dirasakan dengan cara:
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR