Nakita.id.- Hal-hal berikut ini mungkin familiar buat orangtua: si adik tiba-tiba merebut sandal atau sepatu kakaknya kemudian terlihat menikmati ketika si kakak marah atau menangis. Terkadang, si kakak yang sedang asyik bermain balok-balok susun diganggu dengan cara merobohkan menaranya, kemudian si adik tertawa. Atau ia terkadang mengambil makanan yang ada di piring kakaknya. Semua ia lakukan sambil mencermati ekspresi si kakak yang berubah. Ia pun terlihat sangat senang dengan perubahan ekspresi si kakak. Batita sudah bisa usil, ya?
Meskipun kerap menimbulkan pertengkaran kakak-adik yang heboh, sebenarnya orangtua tak perlu cemas. Menurut Endang Fourianalistyawati, M. Psi, Dosen dan Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas YARSI, Jakarta, seperti yang termuat di Tabloid Nakita 846, keusilan batita merupakan hal yang wajar. "Usia batita merupakan tahap perkembangan emas atau golden age dimana anak sering mencoba banyak hal dan mengumpulkan berbagai pengalaman baru untuk memenuhi rasa ingin tahunya, yang biasanya semakin meningkat seiring semakin bertambahnya usia," ujarnya.
USIL = KREATIF ?
Di satu sisi, menurut Endang, keusilan merupakan indikasi kreativitas anak dalam mencoba hal baru terkait kondisi di lingkungan sekitarnya, atau merespons hal baru yang hadir di depan matanya. Keusilan ini bisa membantunya mengembangkan kemampuan dalam banyak hal. Misalnya meningkatkan kemampuan dalam problem solving karena anak mampu melihat sisi lain dari suatu kondisi, juga dalam menciptakan hal-hal kreatif untuk memenuhi keinginannya.
Baca juga: Anak Senang Mengganggu Teman
Keusilan batita juga dapat mengindikasikan kemampuan motorik halus dan kasarnya yang sudah berkembang dengan baik, sehingga anak senang melakukan berbagai hal, mempraktikkan keahlian-keahlian barunya. Dengan demikian tingkat kecerdasan pada anak yang usil ini pun biasanya di atas rata-rata, karena mereka sangat senang mencoba berbagai hal.
Pada batita dengan kemampuan humor yang baik, ia juga senang melakukan keusilan-keusilan yang membuat lingkungan sekitarnya tertawa. Mereka bahkan bersedia melakukan berbagai kekonyolan, agar lingkungan memerhatikannya dan tertawa. "Kadang, anak pun bisa usil karena iseng semata, tanpa tujuan yang jelas kenapa mereka iseng," tutur Endang.
Namun di sisi lain, keusilan juga merupakan salah satu diantara banyak indikasi anak yang hiperaktif. Anak tidak bisa diam lebih dari 5 menit, sehingga akan selalu mencari cara agar ia bisa selalu bergerak. Untuk hal ini orangtua perlu lebih jauh mengenali bentuk keusilan si kecil, karena untuk anak yang hiperaktif orangtua perlu penanganan secara khusus. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR