Nakita.id.- Deklarasi Innocenti yang dibuat di Florence, Italia pada tahun 1990 menyepakati bahwa setiap awal pekan Agustus (tanggal 1-7 Agustus) dijadikan sebagai Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week).
Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat di seluruh dunia bahwa betapa pentingnya Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi.
Sampai saat ini, ada 170 negara lebih yang telah menyelenggarakan Pekan ASI Sedunia dengan rangkaian acara yang beragam dengan koordinasi dari WABA (World Alliance for Breastfeeding Action) dengan bantuan dari beberapa organisasi besar, seperti WHO dan UNICEF.
Baca juga: Fakta ASI Komposisi ASI Berbeda Dari Hari Ke Hari
ASI merupakan bagian terpenting dari upaya perlindungan, promosi, dan dukungan menyusui bagi para ibu dan bayi. Sejak bayi lahir hingga menginjak usia 6 bulan, para ibu harus memberikan ASI secara eksklusif.
Setelah itu, ibu dapat melanjutkan meneruskan menyusui hingga anak berumur 24 bulan (2 tahun), asalkan setelah 6 bulan anak mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi.
Dengan bantuan ASI eksklusif, tumbuh kembang anak optimal dan tidak mudah sakit sehingga angka kematian pada bayi berkurang dengan sangat banyak.
Untuk 2017 pekan ASI sedunia mengangkat tema "Bekerja Bersama untuk Keberlangsungan Menyusui; Membangun Kerja Sama Tanpa Konflik Kepentingan."
Seperti dikutip dari situs WHO, ASI sangat penting dalam perkembangan sensorik dan kognitif, juga melindungi bayi terhadap penyakit menular dan kronis.
ASI eksklusif pun mampu mengurangi angka kematian bayi karena penyakit anak-anak yang umum, seperti diare atau pneumonia, dan membantu pemulihan lebih cepat saat si kecil sakit.
Baca juga: 5 Hal Yang Harus Dilakukan Jika Jumlah ASI Sedikit
Bagi si ibu, menyusui berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan ibu; mengurangi risiko terjangkit kanker ovarium dan kanker payudara, meningkatkan sumber daya keluarga dan nasional, dan menurut penelitian pemberian ASI adalah cara aman untuk memberi makan yang aman bagi lingkunganm dan tentunya si kecil.
Untuk mendukung ASI, WHO dan UNICEF meluncurkan Inisiatif Rumah Sakit yang Ramah Bayi pada tahun 1992, pun mengkampanyekan tagline Sepuluh Langkah Sukses Menyusui.
Apa yang dikerjakan WHO dan Unicef tersebut telah diimplementasikan disekitar 16.000 rumah sakit di 171 negara, dan telah berkontribusi dalam memperbaiki pembentukan ASI eksklusif di seluruh dunia.
Selain itu WHO dan UNICEF mengembangkan konseling pemberian ASI selama 40 jam. Ini merupakan kursus pelatihan untuk melatih kader petugas kesehatan yang dapat memberikan dukungan kepada ibu menyusui dan membantu mereka mengatasi masalah menyusui. (*)
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR