Nakita.id- Terus terang Ayah-Ibu, banyak kata dan kalimat yang sering terlontar dari kita kepada anak dengan maksud memberinya motivasi atau pujian. Tetapi ternyata, ada kalimat-kalimat yang kalau kita lontarkan justru mengganggu anak, paling tidak secara psikis dan emosi.
Kita tentu tak mengira bukan, namun agar ke depannya hubungan dengan anak tidak terganggu, yuk, kita mulai belajar untuk selalu memberikan kata dan kalimat yang bisa membuat anak-anak kita menjadi anak bahagia, merdeka, dan berprestasi.
Baca juga: Mengapa Anak Tak Mempan Dengan Kata Jangan Ini Kata-Psikolog
Mulai sekarang, kita perlu berhati-hati bila hendak melontarkan kalimat berikut;
1. "Kamu anak hebat."
Bentuk pujian yang biasa kita berikan kepada anak ternyata menurt Jenn Berman, Psy.D., Penulis The A to Z Guide to Raising Happy, Confident Kids (New World Library, 2007) bisa membuat anak bergantung kepada penegasan, alias ingin selalu dipuji. Jadi simpan pujian hingga kondisi yang tepat. Misal, saat anak mengalami kemajuan/prestasi yang mencolok.
2. "Kerjakan dengan sempurna."
Jika diperhatikan tidak ada yang salah dengan kalimat tersebut. Tapi makna kalimat tersebut bisa membuat anak tertekan. Menurut Joel Fish, Ph.D., penulis 101 Cara Menjadi Orang Tua yang Luar Biasa (Fireside 2011). Kalimat tersebut mempunyai pesan tidak boleh membuat kesalahan. Padahal anak-anak adalah masanya belajar. belajar pasti menemukan kesalahan.
3. "Kamu baik-baik saja."
Saat anak menyeka kotoran di lututnya dan menangis tersedu-sedu, karena terjatuh. Orangtua dengan spontan akan mengatakan, “Kamu baik-baik saja…” dengan tujuan berempati. Tahukah jika perkataan kita itu membuatnya semakin terpuruk. “Anakmu menangis itu karena dia tidak baik-baik saja," kata Psikolog Anak Dr. Berman. Tugas orangtua membantunya memahami dan mengatasi emosinya, tidak menguranginya. Cobalah memeluknya, "Sini nak, ayah bantu. Ayah obati ya…”.
4. "Cepat!"
Kata ini, singkat, tegas, dan sangat mengena. Mengena langsung ke sanubarinya. Karenanya kata ini adalah sebuah kata booster untuk seseorang supaya berupaya melakukan sesuatu lebih cepat. Tapi kata seperti itu menurut Linda Acredolo, Ph.D., penulis Baby Minds ( Bantam First, London 2000), membuat anak mendapat tekanan tambahan. Lebih baik lembutkan nada suara dengan mengatakan, "Ayo cepat, nak." Dengan demikian pesan yang sampai kita dan anak berada di sisi yang sama.
Bisa juga diubah menjadi sebuah games. “Yuk, siapa yang bisa lebih cepat bangun, pagi, ayah, kakak, atau adik. Pemenang akan mendapat sarapan spesial dari bunda.”
Baca juga: 10 Kalimat Terlarang Untuk Anak
5. "Jangan lupa diet"
Kata ini, baik dengan kalimat “Ayo dong diet,” “Sedang diet, kan?”, intinya sama saja. Hindari dilontarkan kepada anak. Sebab menurut Marc S. Jacobson, MD, Profesor Pediatri dan Epidemiologi di Nassau University Medical Center, di East Savanah, New York. Lebih baik mengatakan kalimat ajakan yang membuat anak bisa mengembangkan persepsi positif dan semangat, "Saya makan sehat karena saya suka," atau "Saya perlu berolahraga supaya tubuh saya sehat".
6. "Kamu tidak mampu melakukannya."
Kata Jayne Pearl, penulis Kids and Money (Sterling Children's Books, London 2016), kalimat negatif ini jangan sekali-kali dilontarkan kepada anak. Karena tidak akan membuahkan hasil yang baik, sebaliknya bisa membuat anak tidak percaya diri, malas, takut untuk melakukan sesuatu hal.
7. "Jangan bicara dengan orang asing."
Kalimat ini sebenarnya paling sulit dipahami anak terutama di usia balita. Mengapa? Jangan lupa, Bu, kita sering mendongengkan tentang kepahlawanan polisi dan petugas pemadam kebakaran. Bila mengikuti aturan ini, anak-anak bisa bingung karena mereka tidak kenal dengan mereka.
Peraturan dari orangtua memungkinkan anak malah menolak bantuan petugas polisi atau petugas pemadam kebakaran, karena dirinya tidak kenal,” jelas Nancy McBride, Direktur Eksekutif Pusat Nasional untuk Anak Hilang & Tereksploitasi, Kantor Wilayah Florida, di Lake Park. Jadi berhati-hatilah dengan kalimat ini.
Untuk mengajarkan anak menjaga diri, sebaiknya pengenalan, seperti apa orang yang harus dihindari, apa yang harus dilakukan saat menghadapi orang asing.
8. "Hati-hati."
Menurut Deborah Carlisle Solomon, penulis buku Baby Knows Best, Raising a Confident and Resourceful Child Using The Resources for Infant Educarers Way ( Little Brown and Company, Los Angeles 2015), kalimat ini membingungkan anak dan membuat konsentrasi anak yang sedang melakukan aktivitas jadi buyar. Jadi jika kita merasa cemas dengan apa yang dilakukan anak, dekati anak, perhatikan saja, dan bersiap-siaplah untuk melakukan penyelamatan hanya bila dibutuhkan anak.
9. "Tidak ada buah, es krim, kue, kecuali kamu habsikan makannya terlebih dahulu.”
Apakah anak akan menuruti keinginan kita untuk menghabiskan makanannya? Tidak. Justru yang sering terjadi anak memilih meninggalkan makanannya. Menurut David Ludwig, MD, Ph.D., Direktur dari New Balance Foundation Obesity, yaitu Pusat Pencegahan di Rumah Sakit Anak Boston dan penulis Ending the Food Fight. Guide Your Child to a Healthy Weight in a Fast Food/ Fake Food World (Mariner Books, New York, 2008), supaya anak mau makan sebaiknya mengucapkan, “Yuk kita habiskan dulu makanan ini. Setelah itu baru makan es krim. Oke?”
10. "Sini Ayah/Ibu Bantu."
Ketika anak sedang berjuang membangun menara balok atau menyelesaikan teka-teki, jangan berlebihan untuk membantunya.. Karena hal itu menurut Myrna Shure, Ph.D., Profesor Emeritus Psikologi di Drexel University di Philadelphia, hal ini malah bisa melemahkan independensi anak. Jika ingin membantunya, "Menurut kamu, balok yang ini diletakan dimana ya? Coba yuuk..” (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR