Nakita.id - Banyak perempuan yang lebih baik menunggu hingga usia 40-an untuk memiliki anak, menurut laporan terbaru dari Centers for Disease Control. Banyak dari perempuan ini juga beralih untuk melakukan fertilisasi in-vitro atau bayi tabung untuk membantu kehamilan mereka.
Hal inilah yang mendorong para periset untuk menyelidiki kesehatan jangka panjang bayi yang lahir melalui prosedur tersebut. Penelitian di Belanda telah menemukan bahwa bayi yang lahir melalui bayi tabung cenderung memiliki berat lahir rendah, namun memiliki bobot lebih tinggi saat usianya anak-anak.
Mereka yang lahir melalui IVF (bayi tabung) memiliki sekitar 11 kilogram berat badan yang lebih ringan. Ilmuwan Heleen Zandstra dari Maastricht Medical Center menjelaskan, "Itu adalah perbedaan besar, mengingat bayi hanya memiliki berat sekitar 3 kilogram."
(Baca juga : 5 Rumah Sakit Penyedia Program Bayi Tabung Murah)
"Banyak individu, khususnya perempuan memilih untuk mengembangkan karier, sehingga mereka memiliki banyak peluang," ungkap Dr. Charles Coddington III, OB-GYN. "Jadi banyak dari mereka (perempuan) semakin tua sebelum mereka memiliki anak, dan mereka membutuhkan lebih banyak layanan IVF."
Heleen dan timnya awalnya belajar, dan kemudian menemukan bahwa anak-anak yang dikandung melalui IVF, memiliki tinggi badan yang serupa dengan anak usia sembilan tahun.
Namun, anak-anak yang lebih ringan saat lahir memiliki BMI atau Indeks Massa Tubuh lebih rendah daripada bayi lahir penuh, sekitar 4,4 kilogram. Anak-anak yang merupakan hasil perawatan bayi tabung lebih berat daripada teman seusianya dan memiliki lebih banyak lemak di bagian perut.
New Scientist juga melaporkan bahwa peneliti Tomoya Hasegawa dari Tokyo Medical University menemukan bahwa bayi yang lahir secara bayi tabung biasanya lebih berat saat lahir, beratnya sama dengan bayi yang lahir secara alami atau normal pada usia 18 bulan, dan lebih berat daripada bayi usia 6 bulan.
(Baca juga : Yang Bikin Biaya Bayi Tabung Mahal)
Louise Brown, yang dikenal sebagai bayi pertama yang lahir melalui IVF, kini telah berusia 39 tahun, yang berarti tidak begitu jelas dampak komplikasi tambahan yang dapat ditimbulkan di usia tua. The Chicago Tribune melaporkan bahwa setelah lahir, Louise menjalani 100 tes untuk memastikan bahwa ia dalam keadaan sehat.
Studi terbaru menunjukkan bahwa bayi IVF dapat mengalami peningkatan risiko kanker dan mengurangi fungsi kognitif, walaupun masih banyak yang harus dipelajari sebelum jawaban pasti dapat ditemukan.
Sementara, IVF hingga kini masih dianggap aman, "Kita tidak perlu khawatir, tapi kita harus berbuat lebih banyak untuk memantau anak-anak," tutur Arianna D'Angelo, yang berfokus pada keamanan dalam teknik reproduksi yang dibantu seperti teknik ini.
(Baca juga : Ini Alasan Program Bayi Tabung Mahal)
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR