Sebabnya, asap yang sudah masuk ke dalam paru-paru si perokok, pada saat diembuskan ke luar turut membawa semua bakteri, kuman, dan bibit penyakit lainnya.
Jelas, udara yang diembuskan adalah udara yang sangat kotor, sehingga risiko terkena efek bahayanya menjadi dua kali lipat.
ANAK LEBIH MENDERITA
Jika anak dipaksa menjadi perokok pasif, mengapa ia lebih menderita? Berikut 6 derita yang harus dijalani anak saat mengisap asap rokok:
1. Ketahuilah, kondisi paru- paru anak terutama anak balita lebih kecil dibanding milik orang dewasa. Dengan begitu mereka lebih rawan terkena efek negatif rokok.
2. Sistem kekebalan tubuh mereka juga belum terbangun sempurna, akibatnya mereka lebih mudah terkena radang pernapasan.
3. Selain itu, anak kecil bernapas lebih cepat daripada orang dewasa. Akibatnya, mereka lebih banyak menghirup zat-zat kimia berbahaya per berat tubuh mereka dibandingkan orang dewasa pada saat yang sama.
4. Yang harus diketahui pula, "Anak-anak hanya memiliki sedikit pilihan dibanding orang dewasa. Mereka tidak mampu protes saat sang ayah atau orang dewasa merokok di depannya, kan?"
5. Saat anak menghirup rokok, dia menghirup dua efek negatif sekaligus. Pertama, asap dari rokok yang bisa mengiritasi saluran pernapasannya. Racun yang terkandung dalam rokok — jumlahnya mencapai 4000-an jenis zat beracun— akan mengiritasi saluran pernapasan.
Kedua, asap buangan dari mulut perokok yang membawa bibit penyakit. Umumnya, penyakit-penyakit yang terbawa adalah penyakit-penyakit saluran pernapasan, seperti penyakit batuk dan bronkhitis. Juga penyakit-penyakit paru-paru jika si perokok kebetulan mengidapnya.
Memang, dampak ini tidak bisa langsung dirasakan anak, tapi jika jangka waktu keterpaparan asap rokok itu sangat lama, maka risiko terkena penyakit itu sangat besar.
6. Akibat iritasi oleh asap rokok, epitel yang bertugas menyapu kotoran di saluran napas menjadi tidak berfungsi karena hancur.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR