Nakita.id - Memang sebuah komuniasi itu penting dalam segala hal ya.
Jika salah menyampaikan atau menanggapi sebuah pesan komunikasi, bisa berdampak fatal.
Seperti seorang kakek menemui nasib tragis hal itu lantaran kelalaian medis yang dilakukan oleh petugas.
Melansir dari Dailymail pada Senin (26/11/2018), kakek bernama William Hannah berusia 68 tahun dilaporkan meninggal setelah ia melalui perawatan medis.
Diketahui, kakek berusia 68 tahun dari Bolton, Inggris ini, dirawat di rumah sakit, Salford Royal setelah ditabrak mobil pada September tahun lalu.
Baca Juga : Digugat Cerai Gisel, Gading Siapkan Aturan Ketat untuk Gempi, Sarah Sechan: 'Babenya Ngeri Ya'
Dia menderita luka serius, termasuk cedera otak traumatis, serta beberapa patah tulang.
Meskipun sudah dirawat secara intensif, kondisinya terus memburuk hingga kahirnya ia dipindahkan ke unit perawatan kritis rumah sakit dan ditempatkan di ventilator.
Kemudian, Hannah juga diketahui menderita infeksi paru-paru.
Karenanya Dokter memutuskan untuk melakukan prosedur darurat, untuk membersihkan paru-paru dan meningkatkan pernafasannya.
Baca Juga : Gisel dan Gading Sempat Ungkap Kebiasaan Setelah Menikah, Gading: Sebulan Pertama Doang Rajinnya
Akan tetapi, peralatan yang dibawa belum disiapkan secara penuh oleh petugas medis.
Seorang anggota staf perawat diminta oleh konsultan untuk mendapatkan beberapa garam dan sejumlah cairan yang dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam paru-paru.
Namun, karena kesalahan dalam komunikasi dan kesalahan label botol, staf tersebut malah memberikan sang dokter campuran detergen yang biasa digunakan untuk membersihkan peralatan.
Baca Juga : Tidak Miliki Pasangan, Perempuan Ini Dikira Hamil dengan Bentuk Janin Seperti Ikan, Ternyata Ini Faktanya
Cairan itulah yang kemudian digunakan untuk mencuci paru-paru kakek Hannah.
Menurut sebuah laporan penyelidikan internal, oleh Salford Royal Hospital, yang dilakukan dalam minggu-minggu setelah kematian.
Kelalaian medis sebagai akibat kesalahan itu ditemukan, kemudian, 'pencucian menyeluruh paru-paru kanan' juga dilakukan.
Selama 33 jam berikutnya, kondisi kakek Hannah terus memburuk dan dia mulai menunjukkan gejala sepsis dan kolaps kardiovaskular.
Baca Juga : Syahrini Ungkap Hal Memalukan Selama Menjadi Penyanyi, Baju Pernah Sobek Hingga 'Ngedeprok' di Mobil
Hingga akhirnya ia dikatakan meninggal pada 16 September 2017 lalu.
Pengujian lebih lanjut saat ini sedang dilakukan untuk mencari tahu apakah kesalahan itu berkontribusi pada kematian kakek Hannah.
Investigasi juga dilakukan oleh koroner, dengan pemeriksaan yang akan dilakukan pada bulan Februari tahun depan.
'Laporan insiden serius' oleh bos Salford NHS menyimpulkan beberapa faktor menyebabkan kesalahan.
Baca Juga : Olga Syahputra Muncul di Mimpi Billy Syahputra, Ini yang Dikatakan
Bunyinya: "Setelah penyelidikan, ditentukan bahwa instilasi tidak sengaja dari cairan yang salah ke paru-paru pasien disebabkan oleh sejumlah faktor manusia."
"Faktor-faktor ini termasuk troli yang tidak ditebar, gangguan oleh tugas-tugas penting lainnya, kurangnya komunikasi dua arah yang jelas, tidak ada label botol, pelatihan staf yang tidak memadai, dan kurangnya penilaian risiko COSHH."
"Dampak klinis dari kesalahan pada pasien tidak diketahui pada titik ini karena itu kami telah meminta laporan toksikologi independen untuk mendukung hasil patologi dan pemeriksaan koronial."
Baca Juga : Kriss Hatta Beberkan Kebangkrutannya Ketika Nikahi Hilda Vitria, Hingga Jual Mobil!
Orang-orang dan keluarga kakek Hannah mengatakan mereka 'terkejut dan marah' dan merasa seolah-olah dia telah dikecewakan.
Mereka telah menginstruksikan firma hukum JMW untuk penyelidikan lebih lanjut, terhadap kematian kakek Hannah.
Wah seram ya! Gara-gara salah mengambil bahan pengobatan, laki-laki ini tewas ya.
(Artikel ini telah terbit di Intisari.grid.id dengan judul "Dokter Cuci Paru-parunya Dengan Detergen, Kakek 68 Tahun Ini Tewas")
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | intisari |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR