Nakita.id - Ibunda Ayu Dewi, Sekar Dewi meninggal dunia kemarin Kamis (29/11/2018) pukul 10.02 WIB di RS Medistra, Jakarta Selatan.
Jenazah dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Perut, Kemang, Jakarta Selatan malam harinya.
Ayu Dewi terlihat lemas dan terus menangis sepanjang mengantarkan hingga proses pemakaman ibunya.
Baca Juga : Mengenal dan Mengobati Sakit
Berdasarkan keterangan Regi Datau, suami Ayu Dewi sang ibunda meninggal dunia karena menderita komplikasi.
Regi Datau mengatakan ibu Ayu Dewi memiliki riwayat leukemia lalu dirwat di rumah sakit karena batuk yang berkelanjutan.
Kemudian penyakit ibu Ayu Dewi pun menjalar hingga menderita pneumonia atau infeksi paru-paru.
"Jadi imunnya kurang bagus. Sehingga penyakit batuk berkembang menjadi pneumonia, infeksi paru-paru," tutur Regi.
Perlu diketahui bahwa pneumonia atau infeksi paru-paru salah satu penyakit yang bisa membahayakan nyawa.
Di luar kabar tentang ibu Ayu Dewi, Moms memang perlu tahu mengenai gejala 'remeh' seseorang menderita pneumonia.
Melansir Tribunnews.com, gejala yang timbul saat seseorang menderita pneumonia seperti batuk, nyeri dada, demam dan kesulitan bernapas.
Salah satu diantaranya juga dialami oleh ibu Ayu Dewi sebelum meninggal, yakni batuk berlanjut yang membuatnya harus mendapat perawatan medis.
Selain gejala, Moms juga perlu tahu penyebab seseorang bisa menderita pneumonia jika tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit infeksi paru-paru.
Ngupil Pemicu Infeksi Paru-paru
Infeksi paru-paru atau pneumonia ini bisa disebabkan banyak hal, lingkungan, gaya hidup, kebiasaan dan lain sebagainya.
Salah satu kebiasaan sederhana yang memicu infeksi paru-paru adalah mengupil yang biasa dilakukan anak-anak hingga orang dewasa.
Melansir dari Intisari, penelitian baru memperingatkan bahwa mengupil bisa menyebarkan bakteri berbahaya yang menyebabkan pneumonia (infeksi paru-paru).
Baca Juga : Cegah Penyakit Jantung, 6 Cara ini Dapat Menjaga Artritis Tetap Sehat
Penelitian yang dipublikasikan di European Respiratory Journal, adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa penularan pneumonia dapat melalui kontak antara hidung dengan tangan.
Untuk itu, para ahli menyarankan kepada orangtua agar menjaga kebersihan mainan dan tangan anak-anak mereka.
Hal itu bertujuan untuk membantu melindungi anak-anak dan menghindari penyebaran bakteri.
Peneliti utama Dr. Victoria Connor, seorang peneliti klinis di Liverpool Hospital, mengatakan bahwa infeksi pneumokokus adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab 1,3 juta kematian pada anak-anak di bawah lima tahun setiap tahunnya.
Memiliki pemahaman tentang bagaimana bakteri menyebar akan memungkinkan penanganan yang lebih baik agar penularan dapat dikurangi, sehingga ada pencegahan infeksi pneumokokus yang lebih besar.
Para peneliti menemukan bahwa bakteri dapat berpindah dari tangan ke hidung.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: 2 Cara Membuat Mata Menjadi Cantik Memesona
Penularan itu bisa terjadi dengan saat orang-orang mengupil, atau menggosokkan hidung dengan punggung tangan mereka.
Connor mengatakan bahwa mungkin tidak realistis untuk meminta anak berhenti mengupil atau menggosok hidung mereka.
Kehadiran bakteri juga kadang-kadang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak-anak dan dapat mengurangi peluang mereka untuk membawanya lagi di kemudian hari, sehingga tidak jelas apakah benar-benar mengurangi penyebaran pneumokokus pada anak-anak adalah hal terbaik.
Tapi untuk orangtua, karena penelitian ini menunjukkan bahwa tangan cenderung menyebarkan pnemumokokus (radang paru-paru), ini mungkin penting ketika anak-anak melakukan kontak dengan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Dalam situasi ini, memastikan kebersihan tangan dan mainan atau benda lain mungkin akan mengurangi risiko terkena infeksi pneumokokus seperti pneumonia.
Profesor Tobias Welte, Presiden European Respiratory Society menambahkan, "Studi percontohan ini adalah yang pertama untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri pneumokokus dapat menyebar melalui kontak langsung, bukan hanya melalui pernapasan pada bakteri di udara."
Source | : | nakita,tribunnews,intisari |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR