Nakita.id - Moms tak perlu khawatir bila anak mengalami mikropenis atau penis kecil.
Mikropenis atau penis kecil merupakan suatu kondisi dimana ukuran penis anak kurang dari nilai baku standart.
Pada umumnya, anak laki-laki yang baru lahir memiliki ukuran penis sepanjang 2,5 cm.
Saat umur 6 bulan, panjang penis minimal 3 cm dan akan terus bertambah sesuai umur.
Baca Juga : Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Posisi Seks Ini Berisiko Merusak Penis
Pengukuran ini dilakukan dengan merenggangkan penis secara seksama dari ujung penis ke pangkal penis.
Menurut dr. Aman Bhakti Pulungan M.D., PhD, FAAP, President of Indonesian Pediatric Society, seorang anak dikatakan mikropenis bila penisnya berbentuk normal tetapi ukurannya kecil dan tidak disertai kelainan lainnya.
Meskipun terlihat mengkhawatirkan tetapi Aman menegaskan bahwa mikropenis dapat ditangani dengan baik.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Curahan Pilu Angelina Jolie Lakukan Operasi Angkat Payudara dan Rahim Untuk Hindari Kanker
Aman menjelaskan bahwa mikropenis yang tidak disertai dengan kelainan bawaan lain dapat diterapi dengan cara yang sangat sederhana.
Dengan cara pemberian suntikan hormon testosteron sebanyak 4 kali setiap 3-4 minggu.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Mikropenis, Kondisi Penis Kecil Pada Anak
Ia tidak menganjurkan lebih lama dari waktu itu karena dosis yang tepat dapat menambah ukuran penis.
Selain itu tidak disarankan pula menggunakan obat-obat oral karena efek sampingnya lebih banyak.
“Ada satu jenis mikropenis yang bisa diobati dengan salep krim dehidrotestosteron. Yaitu, untuk anak yang kekurangan hormon 5-alfa-reduktase.
Jenis kelainan ini cukup khas karena disertai kelainan bentuk penis atau hipospadia, dengan saluran kencing berada di bawah penis. Kondisi ini mesti dibuktikan dengan pemeriksaan,” jelasnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: ASI Tidak Keluar, Susu Formula atau Donor ASI?
Walaupun mikropenis merupakan salah satu masalah yang paling sering dijumpai pada anak, tetapi penting untuk mendiagnosis mikropenis sedini mungkin.
Pengobatan akan efektif bila diberikan sebelum masa pubertas berakhir.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: 7 Tanda Positif Hamil yang Tidak Disadari!
Lebih baik lagi bila pengobatan diberikan ketika anak berusia kurang dari 6 bulan.
Untuk anak yang didagnosis mikropenis di usia lebih dari 6 bulan tidak perlu pemeriksaan hormon lagi.
Mereka dapat langsung diberikan obat kecuali mikropenisnya disertai dengan komplikasi.
Kondisi Disorder of Sexual Development (DSD) atau mikropenis dengan kompilasi (misalnya tidak ada testis, hipospadia atau ukuran penis sangat kecil) mungkin perlu analisis kromosom, pemeriksaan MRI, laparoskopi, USG, dan genitogram.
Baca Juga : Zumi Zola Sulit Melihat Karena Diabetes Semakin Parah, Ternyata Begini Kebiasaan Makannya
Mikropenis dapat terjadi sendiri tetapi biasanya terjadi akibat kombinasi dari gangguan lain.
Misalnya kelainan susunan saraf pusat (hypogonadotropic hypogonadism), kelainan hormon, insensitivitas androgen, kekurangan enzim 5 reduktase, kelainan kromosom sindrom-sindrom tertentu yang berkaitan dengan kelainan bawaan atau penyebab yang tidak diketahui (idiopatik).
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Diabetes Pada Anak Dapat Menular, Benarkah?
Penting diingat bahwa mikropenis sebaiknya ditangani oleh ahli hormon atau endokrin anak.
Selain itu pada anak gemuk penis berukuran normal akan tampak kecil karena terbenam dalam lipatan lemak.
Semakin gemuk anak, semakin tebal lipatan lemak tersebut sehingga penis akan semakin kecil.
Oleh karena itu sebaiknya lakukan pemeriksaan pada pihak medis untuk segera mendapatkan penanganan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ciri Wanita Yang Berisiko Miliki Anak Down Syndrome
Source | : | stanfordchildrens.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR