Nakita.id - Setiap pasangan yang menikah tentu ingin hidup langgeng dan bahagia bersama pasangannya.
Namun, seperti pepatah mengatakan bahwa setiap pertemuan selalu berakhir dengan perpisahan.
Perpisahan antara pasangan suami istri bisa dikarenakan perceraian atau kematian.
Baca Juga : Manfaat Air Biji Ketumbar, Atasi Gangguan Tiroid Hanya dalam 8 Hari!
Namun, di dunia nyata ternyata ada beberapa kisah yang menuturkan sepasang suami istri meninggal secara bersamaan.
Benarkah itu bukti nyata adanya pasangan saling mencintai yang sehidup semati?
Penasaran bagaimana kisahnya? Simak ulasannya:
Meninggal bersama dalam tidur
Baru-baru ini, terdapat kisah sepasang suami istri yang meninggal bersama di Malaysia.
Kabar tersebut sempat menggemparkan Malaysia dan kisahnya menjadi viral di media sosial.
Pasangan suami istri yang meninggal bersama tersebut bernama Bera Madiran (78) dan Siti Munah Damin (66).
Bera Madiran dan Siti Munah Damin ditemukan tak bernyawa di kamarnya pada pukul 05:00 pagi waktu setempat.
Yang pertama kali menemukan Bera Madiran dan Siti Munah tak bernyawa di kamar adalah adik bungsunya.
"Biasanya ayah akan bangun awal bersiap untuk mengimamkan solat Subuh di masjid, namun pagi tadi ayah tidak bangun seperti biasa yang menyebabkan adik perempuan saya heran," tutur Mohammad Farid (50) dikutip dari Karangkraf.com.
Namun, setelah berusaha dibangunkan ternyata ayah dan ibunya tak bergerak.
Setelah dicek, ternyata keduanya telah meninggal dunia.
Sang anak yang menemukan kedua orangtuanya sudah tiada merasa panik dan memanggil saudara-saudaranya yang lain.
"Kami kemudian menelepon dokter untuk datang ke rumah, setelah diperiksa dokter ternyata benar kedua orangtua kami meninggal dunia," ujar Mohammad.
Meski anak-anak Bera Madiran merasa sedih atas kepergian orangtuanya mendadak, namun mereka mengaku lega karena kedua orangtuanya tampak damai saat kepergiannya.
Mohammad mengaku bahwa ayahnya merupakan penderita diabetes, sedangkan ibunya merupakan penderita kanker limfoma.
Walau begitu, Mohammad mengatakan bahwa kedua orangtuanya dalam keadaan baik-baik saja pada malam sebelum hari meninggalnya tiba.
Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading, Psikolog Ungkap Alasan Masyarakat Ikut Bersedih
"Ayah dan ibu tidak menunjukkan perbedaan tingkah laku, malah ayah sempat menghadiri acara kenduri tetangga malam kemarin.
Ayah juga keliatan ceria saat bermain dengan cucunya seusai pulang dari acara kenduri kemarin," pungkas Mohammad.
Mohamad Farid berkata, ayahnya sudah lebih 20 tahun menjadi Imam Masjid Jamek Simpang Renggam selepas pensiun sebagai guru agama di Sekolah Kebangsaan (SK) Simpang Renggam.
“Ayah dan ibu kami adalah pasangan bahagia yang penyabar dalam mendidik sembilan anaknya. Ayah juga sering berpesan supaya kami sembilan beradik sentiasa menjaga tingkah laku, malah pernah menyatakan andaikan umurnya tidak panjang, kami adik beradik perlu terus saling menyayangi dan menjaga perhubungan kami,” katanya.
Jenazah suami isteri itu dikebumikan dalam satu liang di Tanah Perkuburan Sungai Berumbung, dekat sini, kira-kira jam 10.30 pagi semalam.
Mengakhiri hidup karena penyakit yang akut
Kisah mengenai sepasang suami istri yang meninggal dunia bersamaan juga terjadi di Amerika.
Pasangan yang bernama Francie (88) dan Charlie (87) memutuskan bunuh diri bersama karena penyakit akut yang dialaminya.
Di negara tersebut, pemerintah melindungi keputusan seseorang untuk mengakhiri hidup karena suatu penyakit tertentu.
Dalam dua dekade sejak Oregon menjadi negara bagian pertama yang melegalkan bantuan medis-mati, lebih dari 1.300 orang telah meninggal karena tak tahan atas penyakit yang menimpanya.
Keluarga Emerick berada di antara 143 orang untuk melakukannya pada tahun 2017, dan mereka tampaknya menjadi satu-satunya pasangan yang pernah menggunakan obat bersama, pada saat yang sama, kata para pejabat.
Pasangan yang menikah selama 66 tahun tersebut mengakhiri hidup pada 20 April 2017.
Francie diketahui memiliki kondisi liver yang sangat lemah, sedangkan Charlie yang merupakan seorang dokter THT sudah berjuang melawan penyakit kanker prostat dan parkinson sejak tahun 2012.
Anak dari Francie dan Charlie yang bernama Sher Safran (62) mengatakan bahwa ia menghormati keputusan orangtuanya.
“Mereka tidak memiliki penyesalan, tidak ada urusan yang belum selesai,” kata Sher Safran.
"Rasanya seperti quality time mereka, dan itu sangat berarti mengetahui bahwa mereka bersama."
Pihak Emerick mengungkapkan bahwa mereka meminta Francie dan Charlie mengabadikan momen-momen kebersamaan mereka sebelum memutuskan mengakhiri hidup.
Meski awalnya hanya untuk simpanan pihak Emericks dan keluarga, namun akhirnya video mengenai Francie dan Charlie sebelum kematian dipublikasikan ke publik agar menjadi pandangan lain mengenai kematian yang tak selalu menyeramkan.
Lihat postingan ini di Instagram
Jatuh ke tangga bersama
Kisah suami istri yang meninggal bersama kali ini merupakan kecelakaan yang cukup tragis.
Seorang pria bernama John Hewitson (90) mengalami kecelakaan jatuh dari tangga bersama istrinya Connie (55).
John Hewitson yang merupakan penderita demensia sempat dibawa ke rumah sakit sebelum menjemput ajal.
John yang merupakan pensiunan pegawai kereta api tewas akibat cedera parah di kepalanya.
Sedangkan istrinya ditemukan sudah tidak bernyawa di rumah.
Kepolisian yang melakukan penyelidikan penuh mengungkapkan bahwa tidak ada unsur kesengajaan atau pembunuhan dalam kasus ini.
Para tetangga mengaku sangat terkejut dan sangat kehilangan pasangan suami istri tersebut.
John pertama kali pindah di rumah tersebut 20 tahun lalu bersama istri pertamanya, Audrey.
Sayangnya, beberapa tahun kemudian Audrey meninggal karena sakit.
Kemudian John bertemu dengan Connie yang merupakan manajer restoran. Keduanya jatuh cinta lalu menikah.
Setelah menikah, kondisi kesehatan John semakin menurun.
Connie dengan setia merawat suaminya yang kemudian menderita demensia.
Momen romantisme dan harmonis John dan Connie selalu dikenang anak-anak dan para tetangga.
Pasangan setia sampai mati asal Medan
Pasangan suami istri Justin Purba Simamora (55) dan Edista Sihotang (53) yang sudah menikah selama 22 tahun meninggal secara bersamaan pada November 2017 lalu.
Justin meninggal dunia secara mendadak saat memeluk jasad istrinya yang sebelumnya sudah meninggal.
"Bapak dan ibu sudah menikah sejak 22 tahun lalu. Gak menyangka kami bisa begini kejadiannya. Dari dulu mereka terus selalu bersama, sampai meninggal dunia pun bersamaan," kata seorang keluarga Justin dan Edista dikutip dari Tribunnews.
Kisah pilu ini berawal ketika mereka menghadiri acara manortor (menari) di tempat adik Justin yang meninggal dunia dan disemayamkan di Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara.
Saat menari, Edista pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Edista menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan.
Justin yang mendengar kabar istrinya sudah tiada selama-lamanya, tak percaya karena mengira pingsan biasa karena kelelahan. Ia pun larut dalam kedukaan mendalam.
Saat sang istri tercinta disemayamkan, Justin yang terus berlinang air mata pun memeluk erat-erat jasad istrinya yang terbujur kaku.
Warga yang menyaksikan awalnya menganggap pemandangan itu biasa saja, sampai akhirnya para pelayat curiga, lantaran Justin tak bergerak dan bangkit saat memeluk istrinya.
Diduga Justin mengalami serangan jantung saat mengetahui istrinya meninggal usai manortor.
Peristiwa ini terjadi saat proses penyemayaman di Jalan Cemara, Kelurahan Kahean, Kecamatan Siantar Utara, Siantar.
Rumah duka yang awalnya hanya dikunjungi saudara dan tetangga dekat pun menjadi bertambah ramai pelayat.
Itulah dia Moms sederet bukti bahwa di tengah maraknya fenomena perselingkuhan dan ketidaksetiaan, ternyata masih ada pasangan yang memutuskan untuk setia hingga maut memisahkan.
Semoga saja beberapa kisah ini menjadi pembelajaran dan hubungan Moms bersama pasangan bisa saling setia hingga maut memisahkan.
Source | : | Washington Post,time.com,mynewshub,NST |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR